Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Ikrar Sang Pendekar (109): Menyesal Telah Berbuat Baik

19 November 2024   04:34 Diperbarui: 19 November 2024   04:44 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para sahabat dan puluhan anak buah keluarga Ki Menak menyatakan diri siap membantu. Mereka selama ini merasa berhutang budi kepada keluarga tersebut.

Ki Menak Songkok, Ki Menak Simo, Ki Menak Singo dan Ki Menak Krapak, bukanlah orang sembarangan. Nama mereka selama ini cukup disegani di dunia persilatan. sejak kanak-kanak mereka digembleng sendiri oleh Ki Ageng dengan berbagai ilmu kanuragan. Setelah dewasa mereka masing-masing melanjutkan berguru kepada para pendekar yang menjadi sahabat ayahnya.

Tidak ada cahaya bulan di langit, dan awan hitam tebal mendatangkan cuaca yang menyeramkan. Kesunyian yang sangat mencekam itu kadang kala dipecahkan oleh bunyi lemah kelepak burung malam yang terbang berlalu. Suara kucing liar yang bertengkar di kejauhan menambah dalamnya kesunyian. Kesunyian yang mengingatkan orang akan sesuatu yang tidak mereka ketahui, yang menimbulkan kegelisahan.

Tantangan keluarga Menak dijawab Intijiwo dengan suasana tetap tenang. Bahkan Kanjeng Wotwesi tidak melakukan persiapan apapun untuk menghadapi tantangan itu. Pertempuran baginya adalah semacam rekreasi.

"Para bajingan busuk!" bentak Ki Songkok, "Berani juga kalian datang?"

"Kalian menjual, kami dengan senang hati membeli!" teriak Ki Dewan, berdiri di depan sekelompok pasukan.

"Hei bangsat!" balas Ki Krapak, "Jangan berlagak seolah-olah kalian itu orang yang tidak berdosa!"

"Ki Dewan!" seru Ki Songkok sambil menatap tajam ke arah lelaki tampan itu. Batinnya terasa nyeri apabila mengingat kebodohannya di awal penyebab hancurnya Gajah Unggul.

Suatu ketika istri Ki Songkok sakit aneh. Sakit mendadak seperti yang dialami Ki Ageng Menak. Ki Dewan membesuk ke rumah sambil mengatakan agar Ki Songkok fokus saja merawat si istri. Untuk sementara perusahaan akan diurus oleh lelaki yang saat itu datang berperan sebagai seorang sahabat yang sangat peduli dan murah hati. Ki Songkok merasa lega dan mempercayakan semuanya.

Ki Songkok menggenggam erat pedangnya. "Sampai hari ini aku masih sulit percaya ada manusia sejahat dan sebusuk kamu, Dewan!"

"Sudah jangan banyak omong!" teriak Ki Dewan melangkah maju, "Tunggu apa lagi?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun