Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Ikrar Sang Pendekar (105): Pengingkaran Terakbar

7 November 2024   06:42 Diperbarui: 7 November 2024   11:54 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dengan memindahkan beban berat tubuhmu ke tangan, dorong ke depan dengan gerakan natural," kata pelatih memperjelas teknik untuk memukul dan membanting lawan dengan cepat, "Dan silangkan kaki di belakang lawan!"

Irama gerakan tubuh dengan posisi langkah yang tepat sangat penting. Jurus yang disebut 'kosong-isi' itu akan bisa dirasakan dengan banyak praktik. Tangan kiri dan kanan dibuat kosong dan isi bergantian. 'Kosong-isi' kemudian dilatih lebih rinci antar ruas anggota tubuh.

"Beberapa jurus yang kita latih ini bisa dikatakan sebagai pelajaran dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan nyata, kita akan selalu dihadapkan pada berbagai tantangan dan rintangan, serta jebakan-jebakan! Setiap rintangan dalam kehidupan nyata, akan dapat diselesaikan dengan mudah apabila kita memiliki pengetahuan dan teknik yang tepat untuk mengatasinya!" kata si pelatih.

Dunia persilatan memang berisi banyak pelajaran hidup secara tidak langsung, walaupun yang tampak seperti orang belajar berkelahi.

***

Zulaikah, putri bungsu Guru Arum tampak berlari-lari ke taman puri sambil berseru, "Ibu! Ibu!" la muncul setelah melompati pagar tanaman dengan lincah.

Arum yang sedang melatih menghindari bacokan pedang nyaris tidak mempedulikan anaknya. Ia menangkap tangan muridnya, lalu mengambil alih senjata.

"Ibu!" panggil Zulikah lebih kencang sambil menghapus keringat di dahi dengan punggung tangan.

"Ada apa sih teriak-teriak?"

"Ibu, aku lihat Mas Gala keluar dari kamar ibu sambil bawa kitab!" cerus gadis kecil itu cepat.

"Hm.., jangan tergesa-gesa, kamu bilang apa tadi?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun