Mulut Arum agak terbuka, matanya redup dan bulu mata yang panjang itu bergerak-gerak, menunggu reaksi. "Lintang, tahukah kamu apa keinginan kita yang selama ini belum sempat kita lakukan!"
"Hm.., tahu!"
"Apa coba?"
Lintang mencoba mengingat-ingat sesuatu. "Mencari kitab pusaka?"
"Salah!"
"Mengajarimu ilmu pernafasan?"
"Salah!" dengus Arum sambil menjulurkan lidah dan kemudian memalingkan wajah, pura-pura jengkel.
Sikapnya itu begitu menawan hati dan menggairahkan. Lintang memang sengaja menggoda istrinya. Kemudian ia menerkam, menyerangnya dengan buas.
Tiga jam kemudian. "Selamat pagi bidadariku!" sapa Lintang lembut saat melihat istrinya membuka mata. Hampir sepuluh menit lamanya ia memandang wajah Arum yang masih terlelap dalam tidurnya. Wajah indah yang menyejukan hati.
"Aah, selamat pagi pangeranku!" balas Arum sambil meregangkan tubuh di atas ranjang. Tidurnya sangat pulas sehingga badannya terasa begitu bugar.
Terdengar suara tokek, nyaring memecah kesunyian. Udara dingin menerobos lewat ventilasi.