mungkinkah kita bertemu kembali,
entah di bumi ataukah kelak di surgawi?"
Mendengar itu, Lintang semakin larut dalam perasaan haru. Dipeluknya Arum, didekapnya kepala itu ke dadanya, dibisikkan ke telinganya, "Terima kasih, Arum!"
Lintang sebetulnya tahu bahwa tulisan itu ditujukan untuk suami Arum, Raden Tulus. Ia merasa cemburu, tapi ia bahagia karena ia orang yang menerima sapu tangan itu. Ia merasa tidak perlu khawatir karena bersaing dengan orang yang sudah tidak ada.
"Arum, alangkah indah cintamu!" Lintang merasa telah menemukan dermaga cinta yang sempurna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H