Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Ikrar Sang Pendekar (70): Ikatan Pendekar Jawa

20 September 2024   10:04 Diperbarui: 20 September 2024   10:12 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Tri Handoyo

Oleh: Tri Handoyo

Jombang, sebagai wilayah yang tidak pernah kekurangan air, menjadikannya sebagai tempat favorit bagi banyak pendatang. Maka banyak bermunculan padepokan, perguruan silat dan perkumpulan-perkumpulan spiritual, yang tumbuh subur bagaikan jamur di musim hujan.

Untuk menghindari potensi bentrokan yang biasa terjadi antar murid perguruan, Perguruan Benteng Nusa dan Jari Suci mengundang dari perwakilan masing-masing perguruan. Mereka akhirnya sepakat untuk menjalin persatuan dan kerja sama dengan cara mendirikan organisasi. Organisasi itu diberi nama Ikatan Pendekar Jawa.

Arum Naga terpilih secara mufakat sebagai ketua Ikatan Pendekar Jawa. Meskipun saat itu ada Pendekar Kebo Kicak, tapi ia dianggap tidak layak menjadi ketua karena sedang mengalami lupa ingatan.

Selendang hijau yang indah dari kain sutera tergantung di lehernya, menghiasi baju seragam Benteng Naga yang berwarna hijau daun. Rambutnya yang panjang hitam digelung rapi, dihiasi setangkai bunga Mawar. Nampak cantik jelita dengan pipi dan bibirnya yang merah merona. Dia yang dijuluki Pendekar Jelita itu, adalah pendekar termuda, yang baru menginjak usia sembilan belas tahun.

Di luar organisasi itu, masih ada pendekar-pendekar hebat yang sengaja tidak mau bergabung, antara lain Mbah Broto Brantas, Pendekar Bongkok Klothok, dan tentu dari kalangan dunia hitam seperti Pendekar Kalong Wesi, Si Iblis Betina, serta Pendekar Tapak Petir.

Untuk mengisi jabatan-jabatan selanjutnya akan diadakan sabung dari masing-masing perwakilan yang diajukan oleh setiap perguruan. Ada beberapa aturan yang telah disepakati, misalnya dalam sabung nanti jika ada yang terluka atau bahkan sampai meninggal dunia, maka tidak boleh ada balas dendam.

***

"Nanti dulu, Pendekar Cebol. Ingat bahwa calon tidak boleh maju dua kali. Untuk merebut posisi wakil ketua, biarkan kami Pendekar Jeliteng maju lebih dulu!" kata Ki Paimo dari kubu Macan Abang.

Pendekar Cebol menggelengkan kepalanya. "Tidak bisa begitu, Ki! Mohon maaaf, anda sudah terlalu tua, maka berilah kesempatan kepada saya yang lebih muda!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun