Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Ikrar Sang Pendekar (67): Luka Tanda Cinta

15 September 2024   06:17 Diperbarui: 15 September 2024   06:36 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka tentu sudah pernah mendengar bahwa lima tahun yang lalu pernah ada sayembara yang menggemparkan tanah Jawa, yakni mencari anak korban penculikan yang bernama Lintang Kejora. Selama kurang lebih tiga tahun pencarian yang menghabiskan biaya besar itu terus dilakukan, akan tetapi sebelum ada kabar mengenai anak itu, semua anggota keluarga bangsawan itu satu persatu meninggal dunia secara aneh, hingga satu keluarga habis tak tersisa.

Mereka tidak tega menceritakan kejadian tragis yang menimpa keluarga bocah itu. Ketika para prajurit itu kemudian mendengar cerita yang selama ini dialami Lintang bersama kedua orang tua penculiknya itu, mereka menjadi sangat marah.

"Di mana tempat tinggal mereka?" tanya Ki Bondan.

"Di dalam hutan, di pinggir sungai!"

Tidak lama setelah itu, sekitar dua puluh prajurit berkuda menyerbu ke dalam hutan untuk mencari suami istri penculik biadab itu. Mereka menyusuri sungai dan akhirnya menemukan sebuah rumah kayu. Karena berada di tengah rimba, maka hukum rimbalah yang berlaku.

***

Lintang akhirnya dibawa pulang ke kotaraja di Trowulan. Ia tinggal bersama para prajurit, bekerja sebagai kacung di barak prajurit Majapahit. Ki Bondan memperlakukannya dengan baik, jauh lebih baik dibanding orang yang dikira sebagai orang tuanya.

Di tempat itu ia baru mengenal makanan-makanan yang menurutnya sangat lezat, sebab selama tinggal di tengah hutan ia diajari makan daging mentah tanpa bumbu apapun. Ia juga baru tahu bahwa makanan basi itu tidak boleh dimakan, harus dibuang. Padahal ia selama ini justru sering disodori makanan basi.

Ketika suatu hari Ki Bondan mengajaknya pulang, ia kemudian diambil anak angkat oleh istri Ki Bondan, Dewi Laksmi. Mereka adalah pasangan pengantin baru, sehingga Laksmi punya alasan ada teman di saat suaminya bertugas. Wanita muda yang cantik itu memperlakukan Lintang seperti anaknya sendiri, dan Lintang menganggap wanita itu sebagai ibu permaisuri yang sejati. Dari wanita yang penuh kasih sayang itu Lintang mengenal pendidikan moral dan tata krama.

Sebagai ungkapan rasa syukur dan terima kasih kepada ibu angkatnya, Lintang selalu siap membantu segala pekerjaan rumah tangga. Apalagi saat ibu Laksmi sedang mengandung anak pertamanya. Lintang tidak jarang menawarkan diri untuk membantu sebisanya. Soal seperti itu ia memang dididik secara keras oleh Ki Lindu, dan kenyang dengan berbagai hukuman ketika dianggap melakukan kesalahan. Sementara itu, bagaikan langit dan bumi, ibu Laksmi tidak pernah memberi hukuman, bahkan belum pernah sekali pun menghardiknya.

Pada saat Laksmi melahirkan, ia meninggal dunia. Lintang merasa sangat berduka, kehilangan sosok yang paling dicintainya di muka bumi. Tidak lama berselang, ayah angkatnya juga meninggal dalam sebuah peperangan akibat timbulnya pemberontakan. Sejak saat itu ia memutuskan untuk pergi mengembara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun