Tingkat ilmu kepandaian Tulus yang jauh lebih tinggi membuat ia mampu mendesak lawannya dengan mudah. "Kejahatanmu telah merugikan banyak orang!" Tongkat sapunya bergerak-gerak bagai naga menyambar dan setiap serangan lawan selalu dapat ditangkis dengan pukulan balik.
"Kamu hanya cari alasan, padahal sebetulnya kamu ingin mendapatkan Ajeng bukan?"
"Pikiran jahatmu itulah yang membuat aku semakin berniat melumpuhkanmu!" Setelah mengatakan itu Tulus kemudian memperhebat serangannya. Ia mengerahkan seluruh  kepandaiannya dan menggunakan ilmu meringankan tubuh yang tertinggi.
Tulus maklum bahwa Topo tentu sudah menguasai dasar ilmu silat yang bagus dari Perguruan Jari Suci, dan mewarisi ilmu hitam dari gurunya, Nini Jailangnak, maka dia bertindak dengan sangat hati-hati. Sementara itu Topo masih cukup gesit mengelak ke sana ke mari menghindarkan diri dari sambaran tongkat sapu yang datang bertubi-tubi. Di tangan Kebokicak, sapu lidi yang batang-batang lidinya nyaris habis itu rupanya menjadi senjata yang sangat ampuh.
Topo Surantanu memukul dan menendang ke mana saja bayangan lawannya itu berkelebat, akan tetapi tidak pernah berhasil mengenai sasaran. Itu membuat ia semakin kalap.
Kedua pendekar hebat itu bertempur bagaikan singa, akan tetapi mereka tidak kelihatan lelah, bahkan masih bisa sambil melontarkan percakapan. Ini menunjukkan betapa tingginya ilmu kanuragan mereka.
Pertarungan Kebo Kicak melawan Suratanu, menjadi buah bibir di tengah masyarakat luas. Di mana-mana obrolan mereka tidak terlepas dari pertarungan terdasyat dua pendekar hebat itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H