Cak Im kemudian tidak ingat apa-apa lagi. Mungkin ia pingsan. Sampai akhirnya terdengar kumandang adzan subuh. Cak Im kaget saat sadar tubuhnya terbaring di atas aspal. Dengan kotoran pasir yang menempel di baju.
"Jangan-jangan kamu mimpi, Cak?"
"Gak Mas!" Tersirat ada kengerian yang aku tangkap dari raut wajahnya. "Mas, pos kamling itu ternyata...!" Cak Im tidak sanggup melanjutkan ucapannya.
"Angker?" potongku cepat. 'Kalau itu aku sudah lama tahu!'
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!