Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pos Kamling Tua

25 Juli 2024   04:49 Diperbarui: 25 Juli 2024   10:44 1187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Baik, apa itu!" Aku merapatkan jaket dan siap menyimak ceritanya.

"Pas sama pemilik mobil mau dipindahkan, mesin mobil mogok. Beberapa kali coba dihidupkan tidak mau!"

'Begitu saja kok misterius!' gerutuku tapi dalam hati.

Singkat cerita, si pemilik mobil menelpon tukang servis. Dua orang tukang servis datang dan segera mencari tahu penyebabnya. Mereka menggunakan penerang bantuan dari senter. Tapi senter itu tidak biss menyala. Padahal menurut mereka baru saja dicharge sampai penuh.

Akhirnya mereka punya ide mendorong mobil ke tempat yang lebih terang, setidaknya tepat di bawah lampu jalan. Empat orang dewasa, pemilik mobil dan dua orang tukang servis serta Cak Im, gagal mendorong mobil. Tidak kuat. Mobil tidak bergerak sedikit pun. Seolah-olah ada yang menginjak remnya. Empat orang itu mulai merasa ada yang tidak wajar.

Anak kecil pemilik mobil yang tadi ikut menemani bapaknya tiba-tiba berseru dengan mimik ketakutan, "Pa, itu siapa di atas mobil?"

Semua orang melihat ke atas mobil dan tidak melihat ada sesuatu pun di sana.

"Huss, gak ada siapa-siapa!" jawab bapak pemilik mobil.

"Ada, Pa. Orang besar penuh rambut hitam!"

Seketika semua orang merasa bulu tengkuknya merinding. Mereka menyadari bahwa anak kecil itu tidak mungkin berbohong. Setelah akhirnya mobil berhasil didorong ke tempat terang, mesin mobil langsung bisa dihidupkan. Anehnya lagi, setelah itu mobil pemilik tukang servis yang gantian mogok.

"Hm.., aneh juga ya, Cak!" Kali ini aku setuju.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun