Malam itu juga Tulus pergi melaksanakan anjuran Mbah Kucing. Ia mencari tempat yang tinggi sesuai petunjuk, membuat lingkaran, dan kemudian duduk bersila menghadap ke arah selatan. Sunyi begitu mencekam, kecuali desis angin bukit yang menghempas hamparan ilalang. Rasa dingin menusuk.
Beberapa jam kemudian, sekelompok bangsa jin dengan beragam wujud yang menyeramkan melintas. Wajah bengis mereka tampak tidak ramah melihat ada manusia di situ. Mereka awalnya berusaha mendekat, tapi tidak mampu mencapai lingkaran yang telah ia buat, dan mereka pun pergi dengan suara semacam omelan kejengkelan.
Pada saat tengah malam, ada makhluk yang menunggangi ular raksasa datang. Makhluk yang hadir bersama hempasan angin kencang itu menatap dengan sorot mata penuh ancaman. Entah apa maunya, dia hanya datang dan pergi berulang kali. Kemudian di sepertiga malam, datanglah seorang jin perempuan duduk di atas singgasana yang ditandu empat punggawa dan dikawal oleh ribuan pasukan jin.
Tandu Ratu Jin berhenti dua langkah dari lingkaran yang dibuat Tulus. Ia bertanya dengan suara dingin, "Ada keperluan apa kamu di sini?"
"Sa..sa.. saya..!" suara Tulus serak dan terbata-bata. Ia berusaha keras menyembunyikan degup jantungnya yang berpacu kencang. Kerongkongannya terasa kering.
Ratu Jin tampak menanti jawaban dengan tenang. Semua pasukannya diam tak bergerak.
"Saya diperintah Mbah Kucing!" Tiba-tiba itu kalimat yang meluncur keluar dari bibirnya. Ia kemudian dengan tergesa-gesa merogoh saku untuk mengambil cincin pirus dan menunjukkannya kepada Ratu Jin. "Ini cincin Mbah Kucing!"
Begitu melihat cincin itu, Pirus Kendit Buntel Mayit, Ratu Jin memerintahkan pengawalnya untuk menurunkan tandu. Ia turun dari singgasana dan langsung duduk bersila mengambang di atas tanah, di luar lingkaran. Semua pasukannya kemudian mengikuti untuk duduk bersila.
Kini Tulus melihat cincin pirus jelek milik Mbah Kucing itu dengan penuh rasa takjub.
Ratu Jin kemudian bertanya singkat. "Katakan, apa yang bisa saya bantu?"
Tulus segera menceritakan persoalan yang sedang dihadapinya.