Oleh: Tri Handoyo
Suatu petang di sudut kota Surabaya yang gerah. Ningrum sedang mandi, tiba-tiba ia merasa pintu di belakangnya terbuka. Di samping terdengar suara engsel berderit, juga ada angin yang bertiup dari belakang. Waktu berpaling dia melihat pintu itu benar terbuka lebar dan betapa kaget karena ada sosok perempuan berbaju putih berdiri tepat di depan. Wajahnya tertunduk dan tertutup rambut panjang.
Ningrum menjerit histeris, sehingga beberapa orang berlarian mendatangi. Mereka mencoba membuka pintu kamar mandi yang ternyata masih tertutup. Kenyataannya pintu itu masih terkunci dari dalam.
"Ning, kenapa kamu? Ada apa? Buka pintunya?"
Ningrum bergegas membuka slot kunci dan keluar hanya dengan menutupi tubuhnya pakai handuk. Masih ada busa sabun di beberapa bagian. "Ada hantu!" gumamnya sesenggukan, "Aku lihat hantu!" imbuhnya dengan tubuh menggigil.
Sejak kejadian itu, tidak ada lagi yang berani mandi sore-sore. Jika malam mau ke kamar mandi, mereka selalu ajak-ajak teman.
Gita bertemu dengan Tutik di kampus. Tutik sebelumnya menempati kamar di sebelah kamar Elsa, yang mendadak pindah paling duluan dari rumah kos yang terkenal elite itu.
"Tik, sebetulnya kenapa kamu pindah?" tanya Gita ketika di kelas. Dia yakin pasti ada alasan yang bisa jadi berhubungan dengan soal penampakan hantu yang belakangan meneror tempat kos.
"Gak apa-apa, Git! Aku ditawari teman untuk tinggal bersamanya!"
"Jujur, kenapa?" desak Gita. "Soalnya kemarin Ningrum melihat hantu di kamar mandi!"