"Sombong sekali anak itu!" celotehnya, bukan untuk mengadu, melainkan sekedar melampiaskan kekecewaan. "Aku cuma mau berkenalan tapi tidak digubris sama sekali. Malahan lampunya dimatikan!"
"Siapa?" tanya Ratih.
"Itu, yang tinggal di kamar sebelahku!"
Mendengar itu Putri menimpali. "Lha kamar itu kosong kok!"
"Kosong? Tidak mungkin, Mbak. Soalnya aku lihat barusan ada cewek masuk!"
"Ha? Cewek seperti apa?" Kedua gadis itu setengah berseru dengan mata terbelalak.
"Cewek berambut panjang yang tadi dibonceng sama bu Dar!"
Bu Dar, pelayan tempat kos keluar dari ruang tidurnya. Rupanya ia mendengar percakapan itu. Tersirat ada kegugupan tersembunyi di wajahnya. "Ibu tadi pulang sendirian kok. Mbak Leli pasti salah lihat!" sahutnya.
"Tapi saya lihat cewek itu berjalan di belakang Bu Dar! Pakai jaket hitam. Bawa bingkisan hitam. Malahan dia melambaikan tangan ke ibu sebelum pergi menuju kamarnya!"
Ibu Dar, Ratih dan Putri merasa merinding, sekaligus bingung untuk menceritakan apa yang sebenarnya telah terjadi dengan penghuni kamar kosong itu. Tanpa sadar mereka saling memperpendek jarak. Merapat satu sama lain. Merasa seolah-olah sedang ada makhluk lain yang sedang mengawasi mereka.
Leli curiga bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Keesokan harinya ia langsung pamit mau pindah. Perasaannya mengatakan kamar sebelahnya itu berhantu.