Oleh: Tri Handoyo
Situasi aman tentu saja akan membuat kerajaan bisa lebih fokus untuk melakukan pembangunan demi meningkatkan kesejahteraan rakyat. Berbagai pemberontakan yang sebelumnya sering terjadi jelas menjadi penghambat utama kemajuan.
Majapahit memiliki lambang negara berupa matahari, 'Surya Maapahit', sebagai simbol semangat baru untuk terus berbenah. Benderanya berwarna merah dan putih, 'Getih Getah', yang berarti darah yang berwarnah merah dan getah yang berwarna putih, melambangkan nasionalisme sejati. Karma Bhumi, lambang kecintaan pada bumi pertiwi. Pusat ibu kotanya adalah Trowulan (Mojokerto). Pelabuhan Internasionalnya adalah Gresik.
Dalam catatan perjalanan pendeta Itali bernama Mattiussi, yang lebih dikenal dengan sebutan Odoric of Pordenone, seorang pendeta Ordo Fransiskan yang menjalankan misi Katolik di Asia Tengah, menceritakan bahwa pada tahun 1318 ia tengah berkunjung ke Majapahit. Kisah tersebut dia jelaskan di dalam bukunya yang diberi judul 'Travels of Friar Odoric of Pordenone'.
Ia berangkat dari Padua, menyeberangi Laut Hitam dan menembus Persia. Mattiussi terus melanjutkan perjalanan hingga mencapai Kolkata, Madras, dan Srilanka. Lalu menuju kepulauan Nikobar hingga mencapai Sumatera, dan akhirnya menginjakkan kaki di Pulau Jawa.
Melalui jalur sungai, perjalanan dari Surabaya hingga ke Mojokerto, ia banyak singgah di beberapa tempat. Ia sebutkan banyak hal dalam catatannya di antaranya bahwa di pulau Jawa hasil bumi seperti beras dan palawija begitu melimpah. Terdapat banyak cengkeh, kemukus, pala, dan berbagai rempah-rempah lainnya. Perdagangan sangat ramai dan maju.
Digambarkan pula bahwa istana raja Jawa begitu mewah dan megah, mengagumkan karena penuh bersepuh logam mulia. Anak tangga dan interior istana dilapisi dengan perak dan emas, begitu juga dengan pilar-pilar penopang atap.
Raja Jawa disebut berkuasa atas tujuh raja lainnya. Kekaisaran Mongol pernah berulang kali mencoba menaklukan Jawa, akan tetapi selalu berakhir dengan kegagalan. Kerajaan Jawa yang disebutkan dalam catatan itu tak lain adalah Kerajaan Majapahit.
***
Untuk mengatasi segala kekacauan yang terjadi, serta demi kemajuan kerajaan menapak ke puncak yang tertinggi, dibutuhkan seorang pemimpin yang bersikap cerdas, tegas dan amanah. Kemelut hebat di dalam kerajaan Majapahit kembali terjadi pada tahun 1331, yang akhirnya mengantarkan Gajah Mada menaiki puncak tangga karir yang sempurna.