Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pertemuan Singkat

16 Mei 2024   06:44 Diperbarui: 9 Juni 2024   22:10 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Tri Handoyo


Oleh: Tri Handoyo

Gerimis yang mengguyur sejak semalam, yang seolah-olah akan berlangsung sepanjang hari, akhirnya reda. Alhamdulillah. Aku tadinya sudah mengurungkan niat untuk bersepeda, kini bergegas ganti kaos olah raga. Mumpung masih pagi.

Yang menjadi tujuanku kali itu adalah sebuah lokasi yang tidak pernah terlintas dalam pikiran. Gara-gara malamnya mendapat pesan, yang yakin itu salah kirim, yakni informasi titik koordinat sebuah lokasi yang tak bernama. Lokasi di dekat sebuah tempat wisata Dung Cinet.

Setiap ada pesan masuk dari nomor asing, aku akan memeriksa grup Whasapp. Jika tidak menemukan nama, akan aku beri identitas 'penggemar', sementara saja, sampai aku dapat menemukan nama pemilik nomor tersebut. Akan tetapi, jika pesan berbau fitnah atau penipuan, langsung aku blokir. Cari aman.

Nomor asing yang masuk semalam aku beri nama 'penggemar 13'. Kendati baru punya penggemar cuma tiga belas orang, itu sudah alhamdulillah. He..hehe..!

Rasa penasaran membuatku memutuskan untuk mengunjungi lokasi itu. Kulihat mendung masih menggantung di langit bagian utara, di mana barangkali saja tepat di atas lokasi itu berada.

'Sekalian pergi ke Dung Cinet,' pikirku. Dung Cinet yang dijuluki Grand Canyonnya Jombang, sejauh ini sepi dari pengunjung. Akses jalan yang masih sulit, yang hanya bisa dijangkau dengan jalan kaki atau sepeda motor, disinyalir sebagai penyebab utamanya.

Syukurlah aku bisa mencapai lokasi Dung Cinet lebih cepat dari perkiraan. Pastinya akan banyak waktu untuk melepas lelah dan bersantai menikmati pemandangan hingga nanti menjelang dhuhur.

Bebatuan di sepanjang sisi sungai yang eksotis, gemericik air yang mengalir ditimpah riuhnya kicau burung, pasti akan memesona hati para pengunjung. Suasana alam pedesaan yang sejuk dan masih perawan.

Banyak obyek yang menjadi sasaran kamera ponselku. Sayang, gak ada orang yang bisa dimintai tolong untuk mengambil foto. Jadi harus selfie.

Setelah cukup membuat keringat kering, aku melanjutkan bersepeda, mencoba menjelajahi pemandangan sekitar. Siapa tahu bisa menemukan lokasi aneh dalam pesan semalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun