"Hawa nafsu!"
Surya telah memancarkan sinar cerah sempurna, saat ulat muda mengajukan pertanyaan, "Bunda, bagaimana cara kita membela Tuhan?"
Saat itu ada sekumpulan anak-anak yang melintas di dekat mereka. Sambil tersenyum manis kepada anaknya, kupu-kupu itu lalu terbang mengitari anak-anak itu beberapa kali.
Segera seorang anak berseru, "Lihat..! subhanallah, kupu-kupu yang cantik..!"
"Iya benar!" sahut temannya riang, "Masyaallah..!"
"Alhamdulillah! Indah sekali warnanya," timpal yang lain.
"Maha karya Allah yang luar biasa," imbuh yang lain lagi tak mau kalah, "Allahu akbar!"
Tampak kegembiraan di wajah mereka yang sulit untuk disembunyikan.
Bunda kupu-kupu lalu kembali hinggap di pucuk pohon cinta di mana anaknya sedang menunggu. "Lihat, Nak," tutur Bunda, "Bagaimana reaksi anak-anak itu setelah melihat bunda? Mereka panjatkan puja-puji ke hadirat Tuhan. Itulah cara kita membela Tuhan. Bagi manusia, menyampaikan kabar gembira dari langit tentang kasih sayangNya, tentang kebesaran dan kuasaNya, tentang karunia dan anugerahNya, melalui perilaku dan tutur kata yang indah, itu sudah merupakan cara kita membela Tuhan."
Rinai gerimis yang sempat turun telah usai, menyisakan butiran air yang berayun di pucuk-pucuk dedaunan.
"Bun," ucap bocah ulat kepada bunda kupu-kupu, "Apa sebenarnya misi utama diutusnya Sang Nabi?"