"Ibuk.... kan Fey pengen pulang sama bapak dan ibuk," tolak Freya dengan bibir yang sedikit dimajukan.
"Udah kamu naiki aja sepedanya biar h istirahat, lampu depan rumah nyalain biar nggak gelap," sahut bapak.
"Yaudah Freya pulang duluan, bapak sama ibuk hati-hati." akhirnya Freya nurut dan menaiki sepedanya.
Freya mulai perlahan menggoes sepedanya dengan senyum yang masih terlukis dibibirnya, mendahului orangtuanya yang jalan bergandengan. Pak Yanto dan Bu Inah hanya tersenyum, bahagia yang dirasakan keduanya melihat putrinya yang cerdas kini telah beranjak dewasa dan cantik. Apalagi dengan segudang prestasi membanggakan yang diakui oleh guru-guru disekolah.
tin! tin! tin!
Braak!
Freya yang bersepeda belum jauh dari tempat bapak dan ibunya langsung berhenti dan menoleh kebelakang.Â
Dibuang sepedanya ke sembarang arah dan menghampiri bapak dan ibunya yang kini tengah terkapar di jalanan.
"Bapak! Ibuk !...." teriaknya.
Freya berlari dengan sekuat tenaganya dan menghampiri bapak dan ibuknya yang tergeletak tak berdaya di pinggiran jalan raya. Keduanya tertabrak sebuah mobil sport berwarna gold. Aspal hitam pun berwarna kemerahan dipenuhi oleh darah pak Yanto dan Bu Inah. Orang-orang sekitar berkemerumun untuk segera memberikan pertolongan. Pandangan Freya kabur dan kemudian pingsan usai melihat wajah orangtuanya yang sudah bersimbah darah.
Orang-orang setempat pun menolong Freya dengan membopong tubuhnya ke sebuah rumah warga yang tak jauh dari lokasi kejadian. Beberapa menit kemudian polisi datang dan mengamankan pengendara mobil.