"Selamat ulang tahun ya Nak, maafin Bapak dan Ibuk belum bisa bahagian kamu."
Freya memeluknya erat Bapaknya, bulir-bulir bening yang ditahannya sedaritadi mengalir di pipi tirusnya. "Freya bahagia kok pak, Freya bahagia hidup dengan Bapak dan Ibuk."
Mereka bertiga berpelukan dengan penuh haru dan kasih sayang.
"Pak, buk, pesanannya." Dua pelayan warung makan membawa 3 mangkok nasi goreng spesial lengkap dengan minumannya.
Dengan cekatan Freya menyapu sisa-sisa air mata dengan punggung tangannya.
"Ah ya makasih ya mas," balas pak Yanto sambil tersenyum ramah.
"Sekarang kita makan dulu ya." sambungnya.
Mereka bertiga makan dengan lahap dan wajah mereka tampak berseri oleh binar kebahagiaan. Keluarga Freya memang adalah keluarga yang sangat sederhana. Bahkan penghasilan orangtuanya hanya cukup untuk makan sehari-hari. Freya terkenal cerdas hingga mendapatkan beasiswa dari SD hingga SMA.
"Sudah selesai ayo kita pulang." Ajak pak Yanto setelah membayar tagihan.
Mereka bertiga pulang menelusuri jalanan dengan riang. Mereka tidak memiliki motor ataupun mobil, yang mereka miliki hanyalah sebuah sepeda sederhana yang sering digunakan Freya untuk bersekolah. Freya menuntun sepeda miliknya agar bisa pulang bersama kedua orangtuanya.
"Naiki sepedanya Fey, nanti kamu capek kalau jalan bareng bapak sama ibuk," pints Bu Inah.