Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Filsafat ala Kasidi - Apartemen 24 Kamar 1156-B

19 November 2024   07:18 Diperbarui: 19 November 2024   07:28 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

       Hahaha ... akhirnya ada juga satu perminyakan hari ini. Tidak sia-sia kuketuk begitu banyak pintu.

***

        Tujuh hari kemudian dua apartemen di kawasan itu runtuh kena bom. Romo dipanggil karena penghuni dua apartemen itu banyak menjadi korban dan memerlukan dia. Alangkah terperanjatnya ketika mengetahui salah satu apartemen yang runtuh adalah apartemen yang dikunjungi minggu lalu. Romo semakin terkesiap ketika mengenali salah satu korban adalah pemuda yang menemaninya kala itu. Wajahnya masih tetap tampan dan seperti sedang tersenyum,  bajunya koyak, dan leontin yang dikenakan seperti terbuka.

        Romo mendekat sambil berdoa. Hatinya benar-benar tercekat dan terperangah ketika foto yang di dalam leontin yang terbuka itu dikenalinya sebagai foto wanita yang mendatanginya minggu lalu.

Hatinya memang menggemuruh tetapi juga tenang dan gembira karena ternyata wanita itu telah menyempatkan diri mendatanginya dan telah melaksanakan tugasnya sebagai seorang mama yang mencintai anaknya, sedangkan dia juga telah mengerjakan tugasnya, dan sekarang semua terserah pada sang Mahapengampun di atas sana.

        Duh pemuda betapa Allah telah mengatur ini semua sehingga kita berdua dipertemukan melalui mamamu tercinta. Juga siapa yang akan menduga jika engkau berani bertanya apakah mereka yang selalu menghadapi bahaya setiap hari boleh menerima perminyakan suci? Juga siapa yang akan menyangka kita berdua menjadi akrab karena mencari orang yang dalam bahaya yang ternyata salah satu di antara orang-orang itu adalah dirimu sendiri. Kalau sudah begini, apalagi yang bisa dikata kecuali 'ya Bapa terjadilah KehendakMu karena itulah satu-satunya pedoman hidup kami'?

        Apakah ini semua kebetulan? Tidak ada yang kebetulan bagi Tuhan, bagi Bapa. Ini kata-kata Kasidi. Tidak ada yang kebetulan di dunia ini, tidak ada yang kebetulan bahkan di alam semesta sekalipun. Semua pasti ada yang mengatur, semua pasti ada yang menentukan. (tbs/sda/18112024/087853451949)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun