Kerut serius di wajah pemuda itu membuat Romo menghentikan penjelasannya. Ah, jangan-jangan aku salah mencatat alamat ... yah ...
'Wah mungkin saja salah mencatat alamat,' kata Romo dengan nada lirih, 'tetapi rasanya catatan ini benar dan tidak salah dengar ..."
Pemuda itu tersenyum ramah.
'Saya tinggal sendirian dan tidak ada orang sakit di sini. Mungkin memang salah nomor. Saya punya banyak waktu luang untuk membantu Romo memeriksa semua kamar di lantai ini jika ...'
'Ya, ya saya memerlukan bantuanmu. Terima kasih ya ...'
Pemuda itu kembali tersenyum ramah.
'Saya akan memakai baju dulu Romo.'
Ya memang sebaiknya dipakai bajumu anak muda.
'Ok,' kata Romo tidak kalah ramahnya.
***
    Setelah lebih dari sejam mengetuk pintu satu persatu, di lantai itu ternyata tidak ada orang yang sakit apalagi sekarat. Bukan pekerjaan mudah mengetuk pintu kamar pada satu lantai apartemen. Pertama harus menghadapi tatapan curiga karena ada dua orang tidak dikenal mengetuk pintu. Untungnya pakaian Romo yang khas membuat suasana sedikit lebih mencair. Yang kedua, mengetuk pintu dan menanyakan apakah ada yang sekarat di kamar yang diketuk, benar-benar adalah pertanyaan konyol yang tidak seharusnya ditanyakan.