"Kena marah tai kucing!" kata Perwira Mesin berapi-api. "Dia ingin meledakkan kita semua!"
Beberapa anak buahnya yang tadinya tidak begitu tertarik dengan kekesalan si Perwira Mesin, sekarang sama-sama memandang ke arahnya dengan pandangan bertanya-tanya. Diledakkan?
"Kau tahu apa perintahnya kepadaku? Dia memerintahkan agar menjalankan kapal ini dengan kecepatan maksimum yang sesungguhnya. Kalian semua tentu tahu apa arti ini semua, bukan?"
Beberapa dari mereka mengangguk.
"Kapal ini memang akan berlayar lebih cepat tetapi jiwa kita semua dipertaruhkan di atasnya!"
Semua yang mendengar mengangguk-angguk.
"Kita harus mengambil tindakan untuk mencegah perintah gila-gilaan ini!" si Perwira Mesin melanjutkan.
"Aku setuju denganmu," kata salah seorang dari mereka, "tetapi tindakan macam apa yang bisa dilakukan? Ingat, di atas kapal kekuasaan Komandan mutlak. Bisa ditembak kalau coba-coba membangkang, apalagi dalam keadaan tegang seperti sekarang ini!"
"Kita tidak akan melakukan pembangkangan tetapi lebih dari itu!" Perwira Mesin berkata mengejutkan semua.
"Pembangkangan saja sudah merupakan sesuatu yang berat hukumannya dan ini dikatakan akan melakukan lebih dari itu?" tanya salah seorang anak buahnya.
"Ya," kata Perwira Mesin mantap. "Kalau cuma pembangkangan, bukan saja tidak akan membuahkan hasil, malah diri kita sendiri yang konyol tetapi rencana semacam ini cuma bisa dilaksanakan kalau kalian semua mau mendukung. Bagaimana? Kalian setuju mendukungku?"