Seulas senyum aneh muncul di bibir Letkol Haryono. Sedangkan anak buah kamar mesin tertunduk lesu. Urat syaraf mereka tidak cukup kuat untuk perang singkat tetapi hebat itu.
"Kali ini kalian dimaafkan, cuma jangan sampai terulang lagi," Letkol Haryono masih tetap berkata dengan desisan tajam. "Sekarang segera kalian laksanakan perintahku. Kutunggu laporanmu di kamarku." Kalimat yang terakhir jelas cuma ditujukan pada Perwira Mesin seorang.
Kemudian, tanpa menunggu jawaban, Letkol Haryono berbalikdan melangkah. Seorang sersan tergopoh-gopoh membuka pintu.
Di luar, Komandan Kapal Perang yang hebat ini menghela nafas panjang. Sebenarnya dia juga tegang setengah mati. Segalanya telah dipertaruhkan dan untung dia yang keluar sebagai pemenangnya.
Dua menit kemudian, KRI Nagasasra melonjak ke depan. Selanjutnya kapal itu berlayar benar-benar dengan kecepatan maksimum. Sekali lagi senyuman aneh muncul di sudut bibirnya. Senyuman aneh yang selalu berhasil menaklukkan banyak orang, termasuk anak buahnya.
***
Perang memang tidak pernah pecah tetapi kehadiran KRI Nagasasra yang jauh lebih awal dari waktu yang ditentukan banyak mendapatkan pujian. Masa depan gemilang bagi komandan kapal perang modern ini sudah menunggu tetapi yang lebih penting, semua yang ditakutkan oleh Perwira Mesin tidak terjadi. Teknologi mesin modern mampu menjawab semua kekhawatiran itu. (R-SDA-11032021-087853451949)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H