Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen Kontemporer: Senyum Tukang Bakso

10 Maret 2021   09:38 Diperbarui: 10 Maret 2021   09:53 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
twitter.com/roro_asyu

"Wah sudah lama ya!"

"Memang lama, pak! Sekarang kita kembali pada persoalan tersenyum," katanya sambil tersenyum. "Ketika ayah mulai melatih saya berjualan beliau memberi pesan yang sampai saat ini tetap diingat dengan jelas. Janganlah ketus pada pembeli tetapi juga jangan terlalu ramah. Terlalu ketus membuat orang segan membeli lagi, terlalu ramah bisa-bisa engkau dianggap kurang ajar. Itulah pesan ayah saya. Setelah beliau meninggal, saya menafsirkan sendiri pesan itu. Saya tidak pernah ketus tetapi juga tidak pernah ramah. Itulah alasan mengapa saya tidak pernah tersenyum selama berjualan bakso. Bagaimana pak, sudah hilang rasa penasaran bapak sekarang?" tanyanya padaku.

Aku mengangguk. Betapa sederhana persoalan ini tetapi persoalan sederhana ini sempat membuat aku kalang-kabut dan penasaran berhari-hari. Pak Slamet menatapku dengan senyumnya yang ramah. Benar-benar penafsiran pesan yang luar biasa. (R-SDA-10032021-087853451949)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun