Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Kontemporer: Ketika Air Mata Tidak Lagi Bersisa

28 Februari 2021   12:12 Diperbarui: 28 Februari 2021   12:16 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ayu tidak lag menangis sekarang, karena seperti tadi dikatakan, air matanya telah tidak bersisa lagi. Yang masih tersisa dan ada cumalah senyum dan tawa.

Kemudian, seperti hendak mengungkapkan rasa leganya yang besar, Ayu bersenandung dengan nada menggerutu:

Ah, kalau tahu begini
untuk apa kukeringkan air mataku
sedangkan engkau enak-enak di sana
dan tidak apa-apa
Ah, sialan, benar-benar sialan.

Nada yang digunakan untuk mendendangkan lagu kontemporernya itu nada pop yang pernah sangat populer dalam blantika musik Indonesia, Kembalikan Aku ke Orang Tuaku, oleh Betharia Sonata. Hanya saja lagu gubahan Ayu ini, mungkin judul yang cocok adalah: Kembalikan Air Mataku ke Tempat Penyimpanannya dan bukannya Kembalikan Aku ke Orang Tuaku. (R-SDA-28022021-087853451949)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun