Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen Masa Depan: Neraka di Arjuna Tiga

13 Desember 2020   10:37 Diperbarui: 13 Desember 2020   11:01 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Menghentikan mesin utama dan jet pendorong?" ulang Kepala Mesin heran. "Tentu saja bisa, Kapten! Tetapi bukankah hal itu juga dapat dilakukan dari ruang kendali?"

"Coba kau matikan mesin utama dan jet pendorong! Sekarang!" perintah Nakhoda I tanpa memperdulikan pertanyaan Kepala Kamar Mesin.

"Anda bersungguh-sungguh, Kapten?"

"Tentu saja! Laksanakan segera!" bentak Nakhoda I.

"Siap, Kapten!"

"Bagaimana?" tanya Nakhoda I sepuluh detik kemudian. Tidak ada jawaban dari kamar mesin. "Hai, bagaimana?" teriak Nakhoda.

Sementara itu petugas lintasan menyerahkan laporan perhitungan lintasan kapal tanpa diminta. Wajahnya tampak tegang. Awak kapal yang lain pun tidak terkecuali. Tanpa melirik anak buahnya, Nakhoda I menerima kertas laporan tetapi tidak langsung membacanya. Perhatiannya tersita pada jawaban Kepala Kamar Mesin. Arjuna Tiga  tetap meluncur dengan perkasanya, tetapi bagi Kapten dan seluruh awak ruang kendali hal ini lebih dari pada sekedar teror menakutkan. Bagi mereka ini adalah neraka maut.

"Kapten!" suara Kepala Kamar Mesin terdengar bergetar, "kami tak berhasil menghentikan mesin utama dan jet pendorong. Semua komputer tidak berfungsi kecuali komputer penunjuk fungsi peralatan mesin."

"Bisakah engkau menghentikan mesin utama dengan cara manual?"

"Tetapi semua pengendalian disini menggunakan komputer, Kapten!"

"Aku tanya bisa tidak engkau menghentikan mesin dengan cara manual?" bentak Nakhoda I. Dia hampir kehilangan sikap profesionalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun