"Sayangnya perlombaan semacam itu tidak pernah akan diadakan!" Kata Nakhoda I. "Panitianya tentu kerepotan menyediakan tempat dan hadiah. Lagi pula ..." Nakhoda I tidak melanjutkan kata-katanya. Tegang sejenak kemudian menghambur lari ke ruang kendali. Nakhoda II menyusul dari belakang. Sirene bahaya di ruang kendali entah mengapa berbunyi!
"Semua unit stop!" teriak Nakhoda I sambil menghambur ke kursinya dan menekan tombol otomatis ke posisi netral. Awak kapal yang lain dengan cekatan berbuat yang sama. Anehnya kapal raksana itu tidak melambat. Tetap menghambur pesat.
"Hai, apa-apaan ini?" teriak Nakhoda I tidak percaya pada kejadian yang sedang berlangsung di depannya. Semua peralatan menunjukkan bahwa mesin telah berhenti tetapi kenapa kapal tetap meluncur dengan kecepatan maksimum seperti itu?
"Periksa kemudi manual!" perintah Nakhoda I dengan suara tegang.
Nakhoda II segera melaksanakan perintah. Kemudi manual diputar 15 derajat ke kiri, tetapi kapal tidak memberikan reaksi. Tetap meluncur ke depan dengan kecepatan maksimum dan lintasan lurus.
"Kemudi manual negatif!" suara Nakhoda II tidak kalah tegangnya.
"Bah!" geram Nakhoda I. Tombol hubungan ke kamar mesin di tekan. "Kepala kamar mesin segera melapor! Semua rincian!"
"Siap, Kapten!" suara Kepala Kamar Mesin berkumandang di ruangan kendali. "Mesin utama dan jet pendorong bekerja maksimum. Tidak ada yang tidak normal. Semua tekanan dan distribusi bahan bakar bekerja normal. Temperatur juga normal!"
"Kau di mana sekarang?" tanya Nakhoda I.
"Di ruang kendali kamar mesin, Kapten!" jawab Kepala Kamar Mesin sedikit heran. Memangnya harus berada di mana seorang Kepala Kamar Mesin kalau bukan di ruang kendali kamar mesin.
"Kau bisa menghentikan mesin utama dan jet pendorong sekarang?"