"Tunggu perintah, dilaksanakan!"
Laporan berikutnya datang dari Perwira Tata Tertib dan Disiplin anak buah kapal. Perwira Tata Tertib hanya segaris di bawah nakhoda dan bertanggung jawab langsung pada pemilik kapal. Tugas utamanya adalah mengawasi seluruh anak buah kapal, tidak terkecuali Nakhoda I dan II, apakah mereka telah bekerja sesuai prosedur atau tidak.
Untuk kapal tanker sebesar ini, satu penyimpangan kecil dapat berakibat fatal. Umpamanya saja bagaimana prosedur memasak makanan, prosedur menyalakan lampu dan sebagainya. Prosedur ini harus benar-benar dilaksanakan seperti yang ditentukan. Bahkan Nakhoda I dan II sekali pun boleh dan wajib ditegur oleh Perwira Tata Tertib jika mereka berdua melakukan sesuatu yang bisa membahayakan keselamatan kapal. Meskipun tentu saja keputusan akhir tetap berada di tangan Nakhoda I sebagai penguasa tertinggi di kapal.
"Perwira Tata Tertib dan Disiplin melapor. Siap melaksanakan tugas pengawasan. Laporan selesai dan siap menunggu perintah lain!"
"Terima kasih atas laporan Anda. Selamat bekerja dan bertugas! Sesaat lagi kami akan berlayar dengan kecepatan maksimum!"
"Terima kasih kembali, Kapten!"
Seluruh unit penting di kapal telah melapor. Nakhoda melirik kembali arloji emasnya. Tiba waktunya berlayar yang sebenarnya. Dengan gerakan sigap dan terlatih Nakhoda I menekan beberapa tombol. Komputer segera bekerja. Arjuna Tiga memang bisa dikendalikan secara manual dan secara otomatis. Kali ini Kapten memilih berlayar dengan sistem otomatis.
Getar lembut terasa menjalar ke seluruh kapal. Lonjakan penuh tenaga juga dirasakan oleh seluruh anak buah kapal. Lonjakan yang menyenangkan.
Halauan kapal tanker raksasa berbentuk setengah bulatan itu segera membelah air dan melaju pesat. Kurang dari dua menit kecepatan maksimum dicapai. Nakhoda I didampingi Nakhoda II berdiri di anjungan dengan lengan baju berkibar-kibar.
"Tidak beda dengan melaju di atas sepeda motor yang sedang ngebut!" kata Nakhoda I pada wakilnya dengan suara keras.
"Benar, Kapten! Kalau ada perlombaan kecepatan kapal tanker, kita pasti menjadi juara!" balas Nakhoda II. Nakhoda I tersenyum.