"Sekarang kontak terputus sama sekali," beberapa saat kemudian suasana hening terkoyak oleh suara Sandra.
Menhan menarik nafas panjang. Kepala Divisi dan Kepala Proyek lebih bisa menahan diri.
"Bagaimana mungkin pesawat yang sangat canggih dan kuat, yang dirancang untuk bertahan berabad-abad ini, ternyata hanya mampu bertahan selama empat tahun? Bilyunan dollar yang kita gunakan bukankah menjadi sia-sia?"
"Tidak sia-sia, Jenderal," Kepala Divisi  menyanggah perlahan. "Misi utama SEQP-UN1-215 adalah mencari Planet Bumi Kedua. Dan itu telah dilaksanakannya dengan baik."
Beberapa saat Menhan terdiam sebelum akhirnya mengangguk membenarkan.
"Engkau benar, asal lokasi Planet Bumi Kedua ini tidak mengalami nasib seperti pesawat kebanggaan kalian. Hilang begitu saja!"
"Tidak akan, Jendral!"
"Baiklah, aku harus segera menemui Presiden. Siapkan laporan lengkap peristiwa ini dalam waktu setengah jam. Aku tidak akan memberitahu Presiden ataupun Sekjen PBB dalam waktu setengah jam ini. Setelah itu semuanya harus segera dilaporkan dan diumumkan ke seluruh negara lain. Jelas?"
"Jelas, Jendral! Laporan akan segera dipersiapkan. Saya yakin laporan ini akan menjadi laporan terpenting abad ini. Inilah penemuan terbesar yang selalu diidam-idamkan. Menemukan Planet Bumi Kedua."
Menhan berbalik dan bergegas pergi diikuti dua ajudannya.
"Kita pantas bergembira karena misi utama berhasil diselesaikan," kata Kepala Divisi gembira. "Anggaran tahap kedua harus segera disusun dan diajukan. Mungkin proyek kedua harus dilakukan dengan pesawat berawak. Kita harus secepat mungkin mengunjungi Planet Bumi Kedua."