"Bukankah kalian telah mendapat instruksi tanpa perintahku kalian tidak boleh naik ke lantai dua belas ini?" potong Doktor Suyanto.
"Kami khawatir anda mendapat kesulitan, Doktor!" jawab mereka. "Bagaimana kami tidak akan khawatir kalau penerangan di lantai dua belas ini tiba-tiba saja padam, sementara di lantai-lantai lainnya berjalan normal. Apalagi setelah kami periksa, anda tidak kami temukan di lantai dua belas, maupun di lantai-lantai lainnya."
Doktor Suyanto mengerutkan kening. Sekarang dia paham semuanya. Harus dicari jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah ini.
"Hmm," kata Doktor Suyanto. "Kalian ini terlalu sembrono! Untuk percobaan pentingku kadang-kadang aku harus mematikan seluruh penerangan di ruangan ini secara total. Jadi kalian tidak perlu terlalu sibuk jika melihat keadaan seperti itu. Tetapi sudahlah aku tidak akan memperpanjang masalah ini, asal kalian bertiga ... eh, berenam, tidak banyak usil lagi. Kalian juga tidak boleh membicarakan dan melaporkan kejadian ini. Aku tidak ingin menghukum kalian yang berani naik ke lantai dua belas sini tanpa ijin dan ini hanya bisa kulakukan kalau kalian menganggap kejadian ini tidak pernah ada."
Tiga penjaga itu tentu saja setuju meskipun dalam hati mereka merasa heran.
Doktor Suyanto menatap kepergian tiga penjaga khusus itu dengan senyum aneh di sudut-sudut bibirnya. Begitu bayangan tiga penjaga hilang, benaknya kembali dipenuhi janjinya, sementara itu data-data dari planet tak dikenal telah tertumpuk rapi di meja kerjanya.
Doktor Suyanto merasa dia masih membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan semua pekerjaan ini. Masih akan lama lampu-lampu di lantai dua belas menyala terang di malam hari. Doktor Suyanto berbalik sementara pekerjaan baru menunggunya. (R-SDA-01122020)