Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen Masa Depan: Sang Ilmuwan

12 Desember 2020   08:16 Diperbarui: 12 Desember 2020   08:25 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Beritahukan pada kami penemuan anda yang terakhir. Setelah itu anda akan dikembalikan ke Bumi. Bukan itu saja, beberapa buku penting, yang sengaja diterjemahkan dalam bahasa anda telah disiapkan sebagai penukar infomasi. Secepatnya anda harus menjawab tawaran ini karena anda tentu tidak ingin hilangnya anda menjadi berita umum. Sekarang bersedia, sekarang juga anda dikembalikan."

Doktor Suyanto menggeleng pelan.

"Saya tidak suka dipaksa-paksa macam begini!" katanya. "Kalau anda menginginkan sesuatu dari saya apalagi sesuatu yang begitu penting, mestinya menggunakan cara yang lebih baik. Bukan dengan cara seperti sekarang ini! Bagi penduduk bumi, kehormatan dan sopan santun adalah yang utama. Pemurnian sel yang membuat makhluk tahan terhadap penyakit, radiasi dan segala gangguan dahsyat yang selama ini tidak pernah bisa ditanggulangi, memang penemuan penting. Penting bagi diri saya, penting bagi bangsa dan negara, juga penting bagi umat manusia. Tetapi ..."

Sampai disini Doktor Suyanto berhenti sejenak mengusap keningnya yang entah sejak kapan berkeringat. Mata Doktor Suyanto yang bening menatap makhluk di depannya dengan tatapan datar. Konstruksi dan bentuk tubuh makhluk-makhluk itu jelas berbeda dengan dirinya tetapi dia mendapat kesulitan ketika harus menerangkan sampai sejauh mana perbedaan itu. Bahkan juga apa saja yang jelas-jelas berbeda. Terasa berbeda tetapi sulit diterangkan dan dijelaskan.

Dia tidak gentar berhadapan dengan makhluk-makhluk ini tetapi ada sesuatu yang membuatnya tidak ingin berhadapan dengan mereka. Tetapi apakah ia harus menyerah begitu saja? Menyerahkan hasil kerjanya selama bermalam-malam begitu saja?

"saya tidak mengerti mengapa anda menculik saya dan kemudian meminta saya menyerahkan hasil penelitian saya. Saya tahu penemuan ini pasti penting untuk anda sekalian Tetapi jangan-jangan penemuan yang penting untuk umat manusia ini pada akhirnya setelah dIberitahukan pada anda akan  digunakan untuk merugikan kami!"

Komputer istimewa milik makhluk planet itu menerjemahkan dengan tepat kata-kata Doktor Suyanto ke dalam bahasa mereka. Hampir tanpa berpikir salah seorang menjawab. Tentu saja dalam bahasa mereka. Komputer dengan cepat menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, bahasa kebanggaan Doktor Suyanto.

"Tidak ada tujuan jelek apalagi tujuan yang merugikan umat manusia!" pengeras suara komputer mengeluarkan suara. Suara itu bagi Doktor Suyanto merupakan suara yang tak menyenangkan. Sama sekali tidak ada emosi dan perasaan di dalamnya. Makna dimengerti dengan jelas tetapi kering dan dingin.

"Kami membutuhkan teknologi itu karena kelangsungan hidup kami di planet ini banyak ditentukan olehnya. Radiasi, sinar laser liar, dan hantaman badai yang kami beri nama 'Badai Solix', yang kedahsyatan dan bahayanya berlipat dibandingkan bahaya radiasi, terus menerus menghujani planet kami. Selama ini kami masih bisa mempertahankan diri karena ada semacam zat di planet ini yang bisa melindungi kami. Zat tersebut jumlahnya terbatas dan terus menyusut. 

Para ilmuwan kami sampai sejauh ini tidak berhasil untuk menemukan, mengganti dan membuat zat tersebut. Tidak ada pilihan lain bagi kami, kecuali mengutus para pelacak untuk mencoba menemukan di jagad raya, sesuatu atau seseorang yang bisa membantu kami. Akhirnya kami menemukan anda, yang secara gemilang berhasil memurnikan sel, sehingga mampu menahan segala macam hambatan dan serangan dari luar. Jadi, kami kira sudah pantas kalau anda memberitahu teknik pemurnian sel tersebut. Cuma itu yang kami minta. Sebagai gantinya beberapa penemuan penting yang telah dibukukan, akan diserahkan. Bagaimana Doktor Suyanto? Anda tidak keberatan, bukan?"

Dokter Suyanto bingung dan juga bimbang. Penemuan yang begitu penting mustahil diserahkan pada seseorang, apalagi pada mahkluk yang tidak dikenal ini. Dimana tanggung jawabnya sebagai seorang peneliti, jika penemuannya disalah-gunakan, meskipun mereka mengatakan tidak akan disalah-gunakan. Tetapi siapa yang akan menjamin itu semua?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun