Doktor Suyanto menghela nafas panjang. Tiba-tiba sebuah ide melintas dibenaknya. Ya, mengapa tidak, desis Dokter Suyanto dalam hati. Kalau mereka memang membutuhkan bantuanku mereka harus menyetujui syaratku dan bukan sebaliknya seperti yang terjadi sekarang ini.
"Ini keputusanku," kata Dokter Suyanto mengawali keputusannya. "Aku tidak akan mengubah keputusan ini apapun yang terjadi," Doktor Suyanto berhenti sejenak seakan-akan hendak memberi kesempatan pada mereka meresapkan kata-katanya, atau paling tidak memberi kesempatan pada komputer penterjemah meresapkan kata-katanya.
"Kembalikan aku ke bumi sekarang juga dan aku berjanji akan membantu kalian. Kalian mengatakan para ilmuwan kalian tidak berhasil membuat zat pelindung planet ini? Biarlah aku membantu ilmuwan kalian. Kalau zat pelindung itu berhasil kubuat bukankah kalian tidak memerlukan teknologi pemurnian sel?Â
Tetapi seandainya tidak berhasil, demi keselamatan kalian aku bersedia berbagi penemuanku tentang pemurnian sel. Tetapi ingat, cuma kalau aku tidak berhasil menemukan cara membuat zat pelindung planet kalian. Berikan padaku data-data lengkap tentang planet kalian, unsur zat pelindung tersebut dan catatan dari ilmuwan kalian yang gagal. Aku akan memeriksa dan menelitinya, siapa tahu aku bisa membantu mereka. Nah, aku telah menyampaikan keputusanku dan aku tidak akan mengubahnya lagi. Kembalikan aku ke bumi sekarang. Kalau kalian bisa menculikku begitu mudah, tentunya kalian juga bisa mengembalikan dengan mudah sekaligus mengirim data-data yang kuminta!"
Doktor Suyanto diam. Komputer yang bicara.
Doktor Suyanto memperkirakan paling tidak sekitar lima menit mereka berunding, sebelum akhirnya salah seorang dari mereka mengangguk, tanda setuju. Doktor Suyanto tersenyum. Tidak mudah menggertak orang bumi, gumam Doktor Suyanto pada dirinya.
***
Dapat dibayangkan betapa herannya tiga penjaga khusus itu karena setelah gagal mencari di lantai paling atas dan benar-benar putus asa  serta hendak turun ke bawah memberi laporan ke atasan, mereka menemukan Dokter Suyanto di lantai dua belas. Bahkan Doktor Suyanto menegur dan menanyakan mereka dari mana.
"Kami mencari anda Doktor!" kata salah seorang penjaga sambil tetap memperlihatkan muka heran dan rasa tidak percaya. Di mana Doktor ini bersembunyi? Seluruh ruangan telah diperiksa dengan teliti. Mustahil Doktor Suyanto bisa menghilang begitu saja.
"Mencariku?" Doktor Suyanto balas bertanya tidak mengerti. "Seharusnya kalau mencariku kalian bisa menghubungi lewat interkom!"
"Kami telah ...!"