"Hai, mengapa kita tidak mencoba menghubungi Doktor Suyanto lewat interkom? Siapa tahu pemadaman lampu sehubungan dengan pekerjaan Doktor Suyanto sendiri?" salah seorang  dari mereka tiba-tiba saja teringat pada kemungkinan sederhana itu. Dua temannya berhenti bergerak.
"Cepat kau kembali ke pos depan. Hubungi dia dan tanyakan mengapa lampu dipadamkan!"
Yang mempunyai gagasan mengangguk. Dia berlari-lari kecil. Tiga temannya yang tadi meronda sudah ada di pos depan. Tentu saja tiga penjaga ini heran melihat temannya membawa senapan berlari.
"Hai, ada apa?" tanya salah seorang dari mereka.
Yang ditanya tidak menjawab cuma kepala menoleh ke arah atas belakang. Tiga temannya mendongak  ke atas, dia masuk ke pos jaga dan meraih interkom.
"Hallo!" serunya tidak sabar setelah memijit beberapa angka tertentu. Interkom di ruang kerja Doktor Suyanto mestinya mengeluarkan suara peringatan tanda ada hubungan tetapi sepuluh detik berlalu tanpa jawaban.
"Hallo ... Â Hallo ...!"
Tetap tidak ada jawaban. Penjaga khusus itu meletakkan gagang interkom dan menghambur ke luar. Tiga temannya mulai mengerti.
"Kalian bertiga berjaga-jaga di sini. Aku, Sarwoko dan Robby akan ke atas. Akan kuhubungi kalian bertiga lewat interkom lantai dua belas nanti ...!"
Tanpa menunggu gema suaranya hilang penjaga khusus itu menghambur ke gedung induk.
Dua temannya menunggu tidak sabar persis di anak tangga pertama. Rupanya mereka bersiap untuk secepat mungkin melesat ke atas begitu rekan mereka tidak berhasil menghubungi lantai dua belas. Memang inilah yang kemudian dilakukan. Mereka berdua tidak perlu banyak bertanya lagi. Muka teman mereka sudah menunjukkan apa yang harus dikerjakan.