Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen Masa Depan: Sang Ilmuwan

12 Desember 2020   08:16 Diperbarui: 12 Desember 2020   08:25 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pasti ada sesuatu yang menarik atau ada sesuatu yang sangat penting," temannya yang tadi mengangkat pundak berkomentar.

"Memang ...!" Laki-laki itu tidak melanjutkana kata-katanya. Keningnya berkerut dan matanya membelalak memancarkan rasa heran. "Hai ...!" serunya mengejutkan dua temannya. Dua orang yang dikejutkan itu mengikuti arah pandangan rekan mereka ke lantai dua belas tempat Doktor Suyanto bekerja.

Mereka berdua juga heran dan tidak mengerti. Lantai dua belas tiba-tiba saja gelap gulita. Kontras sekali dengan lantai atas maupun bawah.

"Ayo kita periksa!" seru salah seorang dari mereka sambil bangkit dari duduknya. Dia menyambar senapan berlaras ganda dan menghambur ke luar. Dua temannya tentu saja mengikuti tindakan itu.

Salah seorang dari mereka  melirik jam dinding.

"Apakah kita perlu mencatat kejadian ini?"

"Tidak usah!" kata yang di depan sambil mempercepat langkah.

Dengan cepat mereka berada di dekat lift tetapi lift tidak bisa digunakan.

"Kalau aliran listrik padam, mestinya semua ruangan akan gelap! Tetapi mengapa cuma lantai dua belas?" salah seorang bertanya.

"Doktor Suyanto pasti bukan yang mematikan ruangan itu. Kita tahu dia sedang mengerjakan sesuatu. Apalagi kita mendapat perintah khusus untuk terus menerus memperhatikan lantai dua belas dengan seksama. Ada sedikit saja perubahan kita harus menceknya langsung!"

Mereka bertiga bergerak ke arah tangga biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun