"Ya ampun....."Â
Mentari terkulai lemas mendengarnya. Tidak menyangka ibunya akan mengetahuinya seperti ini.Â
"Tapi semua sudah selesai, Tari"Â
"Hah? Maksudnya?"Â
Ibu Mentari menggenggam tangannya halus sambil tersenyum penuh kepuasan.Â
"Waktu kamu ketabrak motor, kamu gak lama lagi langsung keguguran. Darah kamu ngalir banyak banget, dan janinnya gak bisa diselamatkan"Â
Perasaan Mentari bercampur aduk mendengar kabar itu. Dirinya kehabisan kata-kata. Hanya ekspresinya yang sanggup menggambarkan apa yang dia rasakan saat ini.Â
"Yaudahlah, kita ambil positifnya saja. Kamu gak luka parah, dan bisa sekaligus gugurin kandungan kamu. Toh kalo gak ada peristiwa ini mama tetap akan suruh kamu aborsi. Nggak rela mama gedein anak kamu sama Argo. Dia cuma anak band nggak jelas. Kamu juga bakalan jadi aib terbesar buat keluarga kita"Â
Ibu Mentari tersenyum dingin, berbalik, lalu berjalan meninggalkan ruangan.Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H