Tahap selanjutnya adalah kemampuan mengelola energi intrinsik di dalam dirinya. Hasil saya belajar, the ultimate sifat baik adalah ikhlas. Bahwa energi paling kuat adalah ikhlas. Ikhlaslah yang kemudian bisa menurunkan sifat baik lainnya semisal kejujuran, ketulusan, tenang, sekaligus gigih.
***
Ketiganya adalah elemen yang saling terkait dan tak bisa dipisah. Olah akal, olah rasa, dan olah karsa menopang satu sama lain.
Dengan latihan-latihan dan pembekalan dalam tiga aspek ini, doa saya sebagai orang tua tentu anak akan berkembang sesuai dengan fitrahnya.
Dia akan bergembira dengan keberadaan dirinya, memahami keberadaan di sekitarnya, paham apa misi yang dia bawa selama kehidupan di dunia yang sementara ini, sekaligus siap memaknai perubahan artificial dunianya kemanapun arahnya. Ia juga tidak bingung tugas mana yang akan dipilih.
Termasuk harapannya adalah ia mampu mengelola hempasan angin kencang setiap wacana yang sampai di depan matanya kelak.
Lelaku yang optimal di ketiga aspek itu saya meyakini akan menjadikan manusia mendapatkan kedamaian di dalam hatinya, dan biasanya akan 'bertemu' Tuhannya di saat yang tepat. Yang dalam term Islam bernama hidayah.
“Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”. [Al Qashash/28 : 56]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H