Atau contoh lain, sama-sama disusun dari huruf A sampai Z, namun rangkaian tertentu menghasilkan sesuatu yang membuat kita tertawa, menangis, atau bahkan marah.
Ini pun kadang kita jumpai tiba-tiba tanpa pernah bisa dijelaskan secara logis. Saya berkeyakinan bahwa inilah rasa. Perasaan. Manusia memilikinya!
Maka, saya harus menemani anak untuk mengasah perasaannya. Bahwa di dunia ini ada komponen rasa yang melingkupi setiap hal-hal yang kasat mata maupun tidak.
Operasional teknisnya adalah dengan mengenalkan pada kisah-kisah yang kemudian berwujud sebagai cerita sastra maupun picisan; bunyi-bunyian yang kemudian mewujud menjadi musik dan irama; unsur-unsur kimiawi yang kemudian berbentuk bebauan dan rasa; hingga hal-hal yang bersifat maknawi berupa spiritualitas.
Sepengalaman saya, hal ini yang kemudian bisa dijadikan modal dasar 'olah rasa'. Yang wujudnya adalah kesadaran penuh (mindfullness).
Manusia hendaknya berlatih terus menerus untuk sadar betul keberadaannya dan keadaannya. Kemudian berlatih untuk menyadari juga keberadaan dan keadaan lainnya. Baik itu manusia lain, makhluk hidup lain, makhluk mati lain, bahkan hingga sesuatu lain di alam kosmis.
Harapannya, semua panca indera dan hatinya terlatih untuk mencecap keindahan alih-alih keburukan dari setiap kondisi yang ada, baik beraturan maupun takberaturan.
Karsa
Ini adalah energi. Daya dorong agar manusia berkehendak melakukan atau tidak melakukan. Ini yang membedakan manusia berdampak dengan tak berdampak. Bermanfaat secara nyata atau tidak.
Latihan paling awal adalah melatih kesehatan dan vitalitas raganya. Kehendak orang sehat dengan orang sakit jelas berbeda. Dan Tuhan juga telah mendesain sistem hormonal bernama endorphine yang bisa dipacu keluarnya dengan melakukan olah raga.
Hormon ini yang secara kimiawi dapat kita andalkan menurut kinerja 'mekanis' tubuh untuk menjadi energi dorong manusia mau melangkah. Itu mengapa, orang yang aktif berkegiatan fisik cenderung lebih bersemangat daripada orang yang malas bergerak.
Latihan-latihan fisik ini kemudian perlu ditopang dengan makanan dan gizi yang sehat, menjaga kebersihan, dan cukup istirahat. Klise namun sering tak disadari bahwa itu semua adalah bagian yang saya menyebutkan sebagai pendidikan holistik.