Mohon tunggu...
Trian Ferianto
Trian Ferianto Mohon Tunggu... Auditor - Blogger

Menulis untuk Bahagia. Penikmat buku, kopi, dan kehidupan. Senang hidup nomaden: saat ini sudah tinggal di 7 kota, merapah di 5 negara. Biasanya lari dan bersepeda. Running my blog at pinterim.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ini Cara Saya Mendidik Anak Perempuan

7 April 2021   04:39 Diperbarui: 7 April 2021   07:30 2036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menemani anak mengolah akal, rasa, dan karsa | Dok. pribadi

Atau contoh lain, sama-sama disusun dari huruf A sampai Z, namun rangkaian tertentu menghasilkan sesuatu yang membuat kita tertawa, menangis, atau bahkan marah.

Ini pun kadang kita jumpai tiba-tiba tanpa pernah bisa dijelaskan secara logis. Saya berkeyakinan bahwa inilah rasa. Perasaan. Manusia memilikinya!

Maka, saya harus menemani anak untuk mengasah perasaannya. Bahwa di dunia ini ada komponen rasa yang melingkupi setiap hal-hal yang kasat mata maupun tidak.

Operasional teknisnya adalah dengan mengenalkan pada kisah-kisah yang kemudian berwujud sebagai cerita sastra maupun picisan; bunyi-bunyian yang kemudian mewujud menjadi musik dan irama; unsur-unsur kimiawi yang kemudian berbentuk bebauan dan rasa; hingga hal-hal yang bersifat maknawi berupa spiritualitas.

Sepengalaman saya, hal ini yang kemudian bisa dijadikan modal dasar 'olah rasa'. Yang wujudnya adalah kesadaran penuh (mindfullness).

Manusia hendaknya berlatih terus menerus untuk sadar betul keberadaannya dan keadaannya. Kemudian berlatih untuk menyadari juga keberadaan dan keadaan lainnya. Baik itu manusia lain, makhluk hidup lain, makhluk mati lain, bahkan hingga sesuatu lain di alam kosmis.

Harapannya, semua panca indera dan hatinya terlatih untuk mencecap keindahan alih-alih keburukan dari setiap kondisi yang ada, baik beraturan maupun takberaturan.

Karsa

Ini adalah energi. Daya dorong agar manusia berkehendak melakukan atau tidak melakukan. Ini yang membedakan manusia berdampak dengan tak berdampak. Bermanfaat secara nyata atau tidak.

Latihan paling awal adalah melatih kesehatan dan vitalitas raganya. Kehendak orang sehat dengan orang sakit jelas berbeda. Dan Tuhan juga telah mendesain sistem hormonal bernama endorphine yang bisa dipacu keluarnya dengan melakukan olah raga.

Hormon ini yang secara kimiawi dapat kita andalkan menurut kinerja 'mekanis' tubuh untuk menjadi energi dorong manusia mau melangkah. Itu mengapa, orang yang aktif berkegiatan fisik cenderung lebih bersemangat daripada orang yang malas bergerak.

Latihan-latihan fisik ini kemudian perlu ditopang dengan makanan dan gizi yang sehat, menjaga kebersihan, dan cukup istirahat. Klise namun sering tak disadari bahwa itu semua adalah bagian yang saya menyebutkan sebagai pendidikan holistik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun