Mohon tunggu...
Dewy Trinra
Dewy Trinra Mohon Tunggu... -

Belum bisa mengdeskripsikan diriku sendiri tp yg aq tahu aku bahagia dengan kehidupanku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Darahku dan Cintamu

11 November 2012   05:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:38 811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Selamat ya Dirhan, mulai sekarang kamu harus jaga dirimu baik-baik" ibu Eka memberiku nasehatnya dengan lembut

"Kami juga ingin pamit kembali ke Canada"

"Tapi om dan tante janji membawa Eka kesini, sekarang aku telah sembuh om, tolong antar Eka kesini aku ingin minta maaf dengannya, om"

"Tenang saja om dan tante tak pernah lupa janji itu Dir ' lalu ayah Eka menyodorkan sebuah hand cam milik Eka yang sering dibawahnya kemana-kemana dan sebuah diary ungu dan selembar surat bersampul ungu.

Aku tak mengerti kenapa ayahnya memberiku barang-barang Eka padahal yang ku butuhkan adalah Eka bukan barang-barang ini, lalu seperti di komandoi ummi, abhi orang tua Eka keluar dari ruang kamar perawatanku meninggalkanku sendiri. Aku putar video dari hand cam Eka, disana ia merekam semua gerakanku dari sejak pertama kali aku berkenalan dengannya dari saat aku masih menganggapnya gadis imut yang aneh, sampai saat kami buka butik dan toko sepatu, dia juga merekam saat aku tertidur mendengkur karena kelelahan, dia memberi nama folder diriku my love my life video itu membuatku tersenyum kegelian, Eka memang gadis yang mampu membeli semua rasa sakitku. Lalu ku buka buku diarynya tiap lembar ia memasang foto kami dan semua kejadian yang aku dan dia lewati semuanya tertulis dengan rapi di diary Ungu itu. Dan terakhir ku buka surat darinya bersampul ungu yang ku tahu memang dia sangat menggilai warna violet.

Dear kakak Dirhan ku sayaaang....

Bagaimana keadaanmu kak saat membaca surat ini? Aku harap kau telah berhasil melawan sakitmu. Berjanjilah padaku akan menjaga tubuhmu karena hidup hanya sekali kak dan nyawa tak dapat kau beli, apa kau ingat saat pertama kali ku ajak kau ke pemakaman jeruk purut? Makam itu milik Wendra, dia adalah orang yang dulu Eka sangat sayang namun dia pergi meninggalkan ku sendiri bersama dengan hobbynya balapan motor. Saat kau datang padaku hanya meminta cincin kenanganmu itu, aku melihat Wendra dalam caramu mencinta seseorang, itulah alasan kenapa aku menukar cincin kakak dengan kebersamaan kita karena aku ingin belajar mencinta kakak sama seperti aku mencintai Wendra dulu. Ayah ibuku mengajaku untuk menetap di Canada karena dalam otakku terdapat kanker, namun aku tak ingin meninggalkan Wendra sendiri disni kakak sampai saat aku menemukan kakak Dirhan. Aku menemukan semangat hidup, aku ingin hidup lebih lama untuk bersamamu kak, tiap butir pil yang harus ku paksa masuk dalam mulutku itu ku sertakan cintamu agar aku mampu menelannya. Saat tubuhku sakit aku sembunyikan itu agar tak ku lihat raut wajah sedihmu, saat kita sibuk dengan pengembangan butik dan toko sepatu aku sering lupa meminum obat rutinku membuat tubuhku pingsan dengan sendirinya, saat kau ingin membawaku kerumah sakit aku sangat ketakutan, aku takut kau sedih kak dan menjadi beban fikiranmu. Saat aku terbang ke Canada untuk cek up kondisi otakku dokter memintaku menjalani perawatan insentif, aku pulang ke Indonesia untuk memintamu menemaniku melewati perawatan itu karena aku mulai takut saat dokter memberi tahu kalau status kankerku memasuki stadium 3, namun belum sempat ku cerita itu padamu kau meminta izin untuk menikahi Ocha mantan pacarmu dulu. Ingin rasanya mendengar jawabanmu kalau kau tidak bahagia dengan kehadiranya namun yang ku dengar itu berbeda. Saat itu aku sadar kak aku tak pernah mampu membuatmu jatuh cinta padaku, hatiku hancur kak namun aku tetap harus tersenyum agar kau tak berat pergi meninggalkanku, saat kakak pergi aku hanya bisa berlari ke toilet restoran hanya untu menangis kegagalanku membuatmu jatuh cinta padaku.

Kini saat ku tahu dari karywan butik kita kau berjuang dengan maut, aku kabur dari rumah sakit dan terbang ke Indonesia. Hatiku sangat remuk saat ku lihat sekujur tubuhmu terluka, memar dan membutuhkan transfusi darah secepat mungkin. Aku memberikan darahku untuk tubuhmu, meski aku harus menandatangi surat pernyataan akan menanggung semua resiko mengingat saat itu tubuhku pun lagi berjuang melawan penyakitku namun apapun itu kak, akan ku lakukan buatmu. Aku ingin darahku yang mengalir dalam tubuhmu bukan darah orang yang tak kau kenal, aku ingin cintaku tetap mengalir dalam tubuhmu meski kau tak mampu mencintaiku kak. setalah tim dokter berjuang menyelamatkan dirimu, samar-samar ku dengar mereka bilang pada ayah ibuku, abhi ummi mu kalau kedua kornea matamu rusak, dalam kondisiku yang lemah dan nafasku pun rasanya hampir putus ku berusaha menulis surat cinta pertamaku untukmu yang mungkin akan jadi yang terakhir pula, tak tahu sampai kapan aku masih bisa menjaga cintaku untukmu kak, cinta yang tak pernah kau balas, cinta yang ku berikan lebih besar dari yang kau tahu. aku meminta ayah ibuku untuk memberi mataku untukmu saat Tuhan tak memberiku kesempatan lagi untuk menjagamu. Berjanjilah padaku kak, kau akan menjaga tubuhmu demi darahku yang mengalir dalam tubuhmu, demi kedua kornea mataku yang kini kau pakai untuk meyakinkanmu kalau indah itu masih ada dan terus tersenyum apapun yang terjadi, jangan bilang pada Tuhan kau punya masalah namun bilanglah pada masalah kau punya Tuhan dan ucapkan dalam hatimu semuanya akan baik-baik saja aku yakin mampu melewatinya. Aku mohon berjanjilah buatku, kau akan bahagia karena bahagiamu itu yang ku butuhkan.

Terima kasih kak, telah memberiku kesempatan walau sangat singkat namun bersamamu itu membuatku bahagia. Memberiku true story love. Aku mencintaimu kakak Dirhan.

RS. Pertamina

Jakarta, 23 Oktober 2012

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun