Mohon tunggu...
Dewy Trinra
Dewy Trinra Mohon Tunggu... -

Belum bisa mengdeskripsikan diriku sendiri tp yg aq tahu aku bahagia dengan kehidupanku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Darahku dan Cintamu

11 November 2012   05:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:38 811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Eka Putri Pradipta

Aku peluk tubuhku yang menggigil, tangisku pecah di kamar VIP ruang perawatanku. Aku larut dalam kecantikan Ocha tanpa pernah menyadari kalau Tuhan telah mengirimkan malaikatnya untuk menemani hari-hariku, dengan kebodohanku ku buang semua kesempatan itu begitu saja dan kini Tuhan mengambil kembali malaikatnya.

Aku tak pernah menjaga apa yang aku miliki, aku silau dengan tampilan luar yang dikemas begitu cantik. Aku tak sadar kalau saja terkadang mata selalu menipu. Saat kehilangan aku baru merasakan rindu dan saat aku sadar semuanya telah pergi, rasanya ingin berlari mengejar keterlambatan itu tapi semuanya tak mungkin. Dia membuatku menangis karena kebodohanku menyia-nyiakan cinta yang sekarang Tuhan membuatku mencintai setengah mati saat dimensi kami berbeda. Aku percaya dimanapun dia saat ini, dia tersenyum bahagia karena dia telah membuatku jatuh cinta bahkan sangat cinta, aku percaya dia hidup dalam tubuhku, mengalir dalam darahku dan saat aku rindu kapan saja aku bisa memejamkan mataku yang dulu miliknya maka akan ku temui dia dalam cintaku.

Hari ini, aku duduk tepat di depan batu nisannya, membawakannya warna-warni bunga yang cantik dan mengirmkannya ribuan doa. Dia telah memberiku cinta yang tak pernah ku sadari, dia selalu membuatku bangkit dan tetap berdiri dengan tegar mengatakan kalau semuanya akan baik-baik saja, dan karena dia aku percaya kalau kecantikan fisik tak pernah menjamin kecantikan hati, kalau hubungan yang telah lama dilewati tak berarti mampu menciptakan rasa tulus.

Eka mengajarku untuk tetap hidup sederhana agar saat berada di atas aku tak pernah lupa kalau semuanya di awali dari nol. Aku jual rumah love house yang dulu ku beli buat Ocha dan hasil penjualan itu ku bangun pasantren dan mesjid agar tiap harinya dia menerima kiriman kado terindah dari para santri dan jamaah mesjid. Pasantren dan mesjid yang ku beri nama Nur Eka Putri Pradipta.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun