"Ayo teman-teman, barangnya diturunkan semua. Nanti kita akan istirahat sebentar di warung makan, untuk isi bahan bakar. Kalau ada yang ingin bawa bekal, pilih yang ringan dan awet, tidak cepat basi. Jangan lupa persediaan minum yang banyak," kata Fikar, memberikan aba-aba pada rombongan.
"Alif, rombongan elu di cek satu-satu ye, siape tahu ada yang sakit!" seru Bang Zaen.
"Oke Bang, siap melaksanakan tugas. Kira-kira mendakinya pukul berapa, Bang Zaen?" tanya Alif.
"Sekitar pukul lima sore kita naik gunung, masih ada waktu satu jam untuk meluruskan badan dan mengisi perut yang belum makan," kata Fikar.
Alif memeriksa semua teman-teman RPT yang ikut mendaki. Faiz, Limin, Wahib, dan Setyo sudah siap dengan perlengkapannya masing-masing. Setelah di cek kondisi kesehatannya, alhamdulillah semuanya dalam kondisi prima.
"Perhatian teman-teman, sebelum naik gunung harus tahu dulu medan yang akan kita hadapi. Saat hujan turun biasanya jalur yang kita lalui menjadi aliran sungai. Hal ini berbahaya menimbang jalan bebatuan menjadi licin. Apalagi saat kondisi menuruni tanjakan terjal, tidak hanya memegang tali dengan kuat tapi menapaki bebatuan juga harus lebih hati-hati," kata instruktur pendaki gunung salak, memberikan arahan kepada pendaki.
Â
Peserta berangkat menuju puncak salak  dipimpin oleh Bang Zaen, selaku ketua rombongan. Alif berdampingan dengan Limin diikuti Faiz dan Wahib, semuanya menikmati langkah-langkah yang penuh dengan dorongan energi kaki, menelusuri bebatuan yang terjal dan menanjak.
"Kamu dulu terbayang tidak untuk naik gunung, Mas Limin?" tanya Alif.
"Boro-boro aku terpikir naik gunung, untuk olah raga saja harus berpikir dua kali. Sebabnya aku tidak tega, membiarkan orang tua yang berjuang untuk menghidupi keluarga. Setiap hari sibuk dengan jualan warteg (warung Tegal). Kalau tidak dibantu mereka terporsir tidak bisa istirahat. Padahal kondisi ibu sudah sakit-sakitan, tetapi masih memaksakan diri untuk berjualan," kata Limin, sambil curhat ke Alif.
"Berarti kita senasib, Mas Limin! Orang tuaku juga sama, hanya mengandalkan servis jam untuk menghidupi keluarga sehari-hari. Alhamdulillah, kuliah kita gratis dan dapat uang saku lagi. Ini merupakan karunia Allah yang sangat besar yang patut kita syukuri. Aku ingat firman Allah di Qur'an Surat Ibrahim ayat tujuh, yang mengatakan "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah ni'mat kepadamu, dan jika kamu mengingkari ni'mat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". Aku selalu ingat wejangan ustaz di kampung tentang syukur ini," kata Alif.