Hari ini tampaknya rezeki menghampiri Radit, tak lama setelah mencemplungkan umpan, ikan mujaer sebesar kepalan tangan telah menghampiri, Bagas agak cemberut melihat Radit mendapatkan ikan, joran pancing yang berharga mahal sepertinya dijauhi ikan.
"Yes dapat lagi!Pekik Radit kegirangan.
Setelah diangkat, kali ini lauk Bogo dengan ukuran cukup besar, pancingan Radit hari ini benar benar paten, baru sejam ia telah mendapatkan tujuh Mujaer dan lima lauk Bogo, wadah ikan yang ia bawa terlihat menggembung. Bagas mendekati tempat di mana Radit memancing, siapa tahu nasibnya semujur Radit yang mendapatkan ikan.
"Udah kamu gantiin aku dahulu ya, mau ke saung nih, haus," ujar Radit.
"Siap bos, bakalan dapat ikan banyak nih," seru Bagas kegirangan berharap mendapat keberuntungan seperti Radit.
Langkah Radit menuju saung di ikuti Gopar dan Tolib, mereka akhirnya berjalan menuju saung, di saung terdapat Neng Dewi,Maya dan Titin yang sudah membuka bekal  tapi baju mereka terlihat basah.
"Tadi kalian mandi juga?"Tanya Radit.
"Iya nih, airnya jernih, sayang kalau tidak mandi," jawab Maya sambil terkikik.
"Yuk kita makan bekalnya, ada bolu marmer coklat, bubuy boled dan capeu, dan pia pia nih," tawar Neng Dewi.
Keenamnya asik menyantap bekal, ternyata bolu marmer buatan Neng Dewi enaknya pol, Gopar saja sudah menghabiskan tiga potong.Sedangkan Radit memilih bubuy boled yang dibawa Titin, ternyata boled atau ubi jalar yang dibakar, enak banget lho.
"Si Bagas nggak diajak kesini," tanya Maya.