Mohon tunggu...
Topaz Aditia
Topaz Aditia Mohon Tunggu... Musisi - Bohemian Thinker

Pemetik Dawai Dawai Lucu | Petualang Roda Dua | Peselancar Literatur | Arsenal FC

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Siti Ariah: Sebuah Folklore dari Jembatan Ancol

20 Oktober 2022   16:10 Diperbarui: 20 Oktober 2022   22:33 1650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Iya, memangnya kenapa?" Kata kakaknya.

"Aku buru-buru masuk agar dia tak melihat wajahku dengan jelas. Sebab kalau tidak, bisa jadi aku dibawanya Bintang Mas untuk dijadikan gundiknya," tutur Ariah halus.

"Kenapa tidak? Bukankah tidak apa-apa menjadi gundik orang kaya?" ujar kakaknya Ariah lagi.

"Aku tak akan menjual kehormatanku demi harta. Lebih baik aku hidup miskin dengan kain lusuh di tubuh tapi aku masih memiliki harga diriku" ucap Ariah sambil menyunggingkan senyum manisnya.

Sementara di luar rumah, Oey Tamba Sia pun berlalu dengan kudanya bersama dengan dua orang pengawalnya. Hari itu ditutup tanpa drama berarti. 

... dan datanglah lamaran itu

Namun beberapa hari kemudian, datanglah sebuah momen yang tak terduga. Babah Liem, sang majikan datang melamar Ariah lewat sang ibunda. Ariah menangis tersedu-sedu kala berita itu disampaikan ibunya.

"Mak, Ariah enggak mau jadi gundik Babah Liem. Istrinya kan sangat baik, Ariah enggak mau jadi madu" ucapnya dalam tangis. 

Sang bunda marah mendengar ucapan Ariah. "Ariah, jangan tidak tahu terima kasih. Ini kesempatan kita membalas budi semua jasa Babah Liem. Apa kamu berani menolak keinginan orang yang sudah banyak berjasa kepada keluarga kita?" ujarnya. 

Ariah menjawab, "biar kita miskin, kita harus punya harga diri, Mak. Jangan lantaran miskin kita jual semua, termasuk kehormatan dan harga diri kita,"

Dia Meninggalkan Rumah Untuk Selamanya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun