"Pamer mungkin?"
Ramos tertawa, "Majikanku datang dari Haiti berlabuh di satu tempat lalu ke tempat lain berjualan pakaian yang terbuat dari serat pohon palem. Aku belajar banyak dari dia."
"Benda yang sangat menarik." kata Untung.
"Ukiran gelombang yang acak ini melambangkan suatu asap yang mengepul naik ke atas," Ramos berusaha menjelaskan sambil menunjuk detil bagian bawah badan patung, "Lalu dari kepulan asap itu muncul seseorang."
"Artinya dari tidak ada menjadi ada?"
"Kurang lebih begitu."
"Atau dari yang bisa kelihatan menjadi tidak terlihat?"
"Apa bedanya?"
Untung terlihat kurang menyukai pembicaraannya dengan Ramos, "Aku memerlukan tenagamu, Ramos."
"Apa yang bisa kubantu?" tanya Ramos. Â Â Â Â Â Â Â Â
"Apakah jiwa militer masih melekat di dadamu?" Untung balik bertanya.