"Semuanya. Bahkan mengisi magasin senjata aku masih mampu sekarang."
Untung berdiri sambil menunjuk kaki palsu milik Ramos yang tersandar di tembok, "Aku sudah memesan khusus kaki yang baru dari Jaipur."
"Tapi benda itu masih berfungsi dengan baik."
"Simpan kalau kamu masih mau," Untung kembali duduk didepan Ramos, "Sudah tigapuluh jam aku kehilangan kontak dengan Wahono."
"Lalu?"
"Salah satu pos kita yang berada di Cilacap sudah sangat membantu," Untung menyalakan sebatang rokok, "Kamu harus kesana sekarang."
"Baik apapun yang kamu perintahkan." Ramos berdiri dengan tongkatnya, "Aku akan berangkat dari terminal bus sekarang juga."
"Tidak perlu." Kata Untung.
Tiba-tiba terdengar sebuah mobil datang mendekat. Sebuah mobil sport utility vehicle Hyundai Santa Fe generasi terbaru warna merah Tuscan berhenti tepat di depan rumah Ramos. Dari belakang kemudi seorang wanita dengan baju training berwarna biru muda keluar lalu diam berdiri di sebelah pintu mobil.
Ramos memandang wanita dan mobil itu dari dalam rumahnya melalui pintu depan yang masih terbuka, lalu balik memandang wajah Untung dengan ekspresi wajah yang bingung.
"Apalagi yang kurang?" tanya Untung sambil meyeruput kopinya, "Kamu akan mendapat brifing sambil jalan bersama polisi wanita itu. Kaki palsumu yang baru ada di dalam mobil. Berangkatlah sekarang."