Liga TopSkor memperkenalkan sistem degradasi, maka tetap dengan menjunjung sportivitas, setiap yang terlibat khususnya anak-anak muda yang bermain membela Sekolah Bolanya masing-masing memiliki tanggungjawab mempertahankan posisi SSBnya agar jauh dari zone degradasi. Setiap pelatih dan pemain juga dituntut kreativitasnya demi permainan yang lebih baik dan keberkahan membawa kemenangan tim.
Regulasi Liga Topskor yang sudah sangat teratur, menjadikan setiap pemain terbiasa dengan sikap mandiri. Regulasi yang diterapkan dalam sistem pertandingan, sangat demokratis memberikan keleluasaan manajemen setiap SSB memasang komposisi pemain, namun setiap pemain memiliki hak dan kesempatan sama untuk bermain.
Persaingan antar sesama SSB yang diberitakan di Harian TopSkor (saat itu) atau media lain, membuat para pemain muda ini tergerak rasa ingin tahunya secara lebih. Motivasi ingin tahu ini sangat signifikan mendongkrak semangat juang anak anak untuk dirinya maupun timnya.
Liga TopSkor yang menggaransi terakomodirnya para pemain ke dalam tim pilihan Liga TopSkor maupun timnas, membuat semangat kebangsaan dan cinta tanah air senantiasa menggelora sehinggaa menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab. Sepakbola, Liga TopSkor, jalur non formal ternyata dapat mengantar anak-anak muda kita membiasakan berkarakter baik di segala lini.
Realisasi karakter dalam Liga
Seluruh aspek yang dicanangankan Presiden dalam Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang pendidikan karakter benar-benar telah terjadi dan terealiasi dalam permainan sepakbola Liga TopSkor ala Bung Yuke.
Dengan demikian, bila dikalkulasi, berapa jumlah seluruh anak di Indonesia yang sudah terlibat dalam Liga TopSkor, yakin tergaransi dari aspek moral (moral knonwing), sikap moral (moral felling), dan perilaku moral (moral behavior). Berdasarkan ketiga komponen ini dapat saya pastikan bahwa semua pemain di Liga TopSkor  telah mempraktikan dan membiasakan berkarakter baik, didukung oleh pengetahuan tentang kebaikan yang ada dalam regulasi Liga TopSkor, maka selalu berkeinginan untuk berbuat baik, dan melakukan perbuatan kebaikan.
Luar biasa, hanya melalui pintu olahraga sepakbola bernama Liga TopSkor, anak-anak telah tergiring dan terbiasa berkarakter baik. Dari setiap kesempatan saya berdiskusi dengan orangtua berbagai SSB peserta Liga TopSkor, seluruhnya mengungkapkan rasa syukur dan bangga, dapat menjadi bagian dari kegiatan Liga TopSkor, karena anak-anak mereka menjadi memiliki budaya hidup yang teratur, disiplin, memiliki budi pekerti baik, terhindar dari perbuatan-perbuatan yang merugiakan seperti pada umumnya anak-anak muda seusia mereka yang tidak terlibat dalam Liga TopSkor.
Dengan kuatnya regulasi, fungsi, dan kedudukan Liga TopSkor, saya sangat yakin para pemain yang terlibat dalam Liga akan jauh dan terhindar dari budaya dalam tradisi hoax, penyalahgunaan media sosial, perekusi, ujaran kebencian, pergaulan bebas, kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman, pencurian remaja, kebiasaan menyontek, membuang sampah sembarangan, budaya antri, menghargai prasarana umum dan turut merawat, penyalahgunaan obat-obatan, pornografi, dan perusakan milik orang lain sudah menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara tuntas.
Para pekerja pahlawan akar rumput
Pada akhirnya, Liga Topskor ala Bung Yuke ini memang bak air yang terus mengalir, sebab dilakukan dengan ikhlas dan tanpa pamrih.Â