"yang judulnya Tuhan Maha Cinta..." kata Rani.
"oh.... Terus, kenapa?"
"jadi kamu kan bilang, kalau musibah itu juga cinta kan? Nah, aku punya sepupu nih, dia masih kecil, tapi udah kena kanker, hidupnya jadi menderita gitu, kalau menurut kamu kanker itu cinta Tuhan, ko cinta menyebabkan penderitaan bagi manusia?" tanyaku. Dia berikir sejenak lalu berkata.
"kalau ibu kamu memberi hukuman kepadamu, itu tanda apa?" aku dan Rani berpandangan.
"hukuman seperti apa?" Rani angkat bicara.
"ya... hukuman, misalnya kamu malas belajar, terus ibu kamu gak ngasih kamu uang jajan selama sebulan, tanda apa itu?"
"itu biar kita belajar kan?" Rani menjawab ragu.
"itu tanda ibu kamu sayang sama kamu, dia gak mau kamu jadi bodoh karena malas belajar, sayangnya kamu gak sadar, kamu ngerasa ibu kamu jahat, kamu ngerasa menderita karena uang jajan hilang, kamu gak memahami dibalik tindakan ibu kamu itu ada rasa cinta untukmu." Dia menjelaskan. "memang tidak semua manusia kan bisa sadar hanya dengan teguran ringan, kadang manusia harus ditegur agak keras untuk bisa sadar." Lanjutnya.
"kalau begitu, kanker sepupuku itu bisa jadi teguran? Dia kan masih kecil, kalau kata agama tuh ya, dia belum cukup dewasa untuk mempertanggungjawabkan dosanya sendiri." Aku tidak terima.
"mungkin, tegurannya bukan untuk dia, tapi untuk orang tuanya..." jawabnya. "pasti ada hikmah dibalik itu, kalau kita mau membersihkan hati, pasti kita bisa melihat cinta-Nya dibalik semua itu." Dia tersenyum.
Aku dan Rani mengerutkan dahi bingung.