Mohon tunggu...
toni nur ardiansyah
toni nur ardiansyah Mohon Tunggu... wiraswasta -

pelajar yang ingin terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Layla: Chapter 7 (Dia)

8 Maret 2019   11:58 Diperbarui: 8 Maret 2019   12:26 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"yang paling menarik adalah waktu dia bilang bahwa semua yang ada di dunia ini adalah tanda cinta-Nya, mau yang baik atau buruk dalam sudut pandang kita. Musibah pun artinya adalah bentuk cinta Tuhan pada manusia."

"alamak... berat banget ya..." Zahra menepuk jidatnya.

"iya... saking beratnya, anak-anak sekelas waktu itu gak pada merhatiin, kebanyakan ngelamun, ada yang tidur malah, cuma Pak Jujun aja tuh yang perhatiin, taunya dia dapet nilai yang paling besar di presentasi itu kan...."

"ho... iya aku ingat itu," aku pasti selalu ingat jika ada nilai yang lebih besar dariku. "kalau semua itu cinta Tuhan? Kenapa Tuhan ngasih kanker ke anak kecil coba? Sepupuku tuh masih umur 8 tahun, eh udah kena kanker, hidupnya kasian banget, penuh penderitaan. 

Gak bisa maen seperti anak kecil sebayanya, hari-harinya dipenuhi obat, kemo dan rumah sakit. Gimana tuh?" tanyaku pada Rani.

"buseet... yang presentasi kan dia, bukan aku. Kamu tanya saja dia..." Jawab Rani kesal. Aku dan Zahra tertawa, Rani kalau sudah kesal tambah manis.

Sorenya Zahra dan Rani pamit pulang, setelah mereka pergi pikiranku seakan tidak dapat beralih dari apa yang Rani ucapkan tentang presentasi pelajaran agama waktu itu, dia selalu bicara cinta, cinta, dan cinta tapi bukan dalam konteks cinta yang anak sebayanya pahami. 

Aku pun tak sabar bertemu dengannya esok, untuk menanyakan pertanyaan yang membuat Rani kesal tadi. Malamnya ibuku pulang lebih cepat dari biasanya sehingga aku sempat mengobrol dengannya sebelum tidur.

"bu... kabar Daniel gimana?" Daniel adalah sepupuku yang terkena kanker itu. Dia anak yang lucu sekali, jika saja dia tidak kena kanker pastilah dia menjadi anak yang periang dan aktif.

"ya... begitu," jawab ibu. "kemarin ibu dapat kabar dari tante Maria, Daniel sudah stadium 4." Ibu menyalakan tv dan duduk di sofa, aku duduk di sampingnya.

"artinya kemungkinan besar tinggal menunggu waktu?" tanyaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun