Aku hanya bisa mengusap-usap kepala Kiki untuk terakhir kalinya, merapal semua doa dan ayat yang aku hafal, lalu berpamitan, berbisik agar tanah ciptaan Allah SWT agar menerima jenazah adikku dengan baik.
Sambil menyaksikan liang lahat mulai ditimbun tanah, aku panjatkan doa lagi, agar Allah SWT melipatgandakan pahala amal Kiki, melapangkan kuburnya, mengampuni dosa dan salah khilafnya serta menjauhkannya dari siksa kubur. Begitu banyak orang yang bersaksi tentang kebaikan-kebaikan almarhumah semasa hidupnya.
Allahumaghfirlaha warhamha wa'afiha wa'fuanha.
Butir-butir Amal Jariyah
Tahlilan hari ketiga baru selesai.
Pak Ramli, Imam di Masjid Al Hijrah, berbisik, "Kita kehilangan Bu Kiki. Biasanya setiap bulan puasa, Bu Kiki masak untuk buka puasa para jamaah. Rasanya enak sekali. Sekarang kita kehilangan."
Almarhumah Kiki memang dikenal jago masak. Dia teliti memilih bahan-bahan masakannya, dari para  penjual yang jadi langganannya di pasar. Kiki juga telaten memasak. Tangannya dingin. Hampir semua jenis masakan ia kuasai, mulai dari berbagai resep khas Indonesia sampai roti dan pastry.
Tidak heran, Kiki punya pelanggan-pelanggannya sendiri. Dari mulut ke mulut, setiap hari ada saja yang memesan makanan, baik untuk kebutuhan sehari-hari, buka puasa bersama, sedekah Jumat berkah hingga perayaan di kantor atau rumah.
Cukup sering juga Ibu-ibu di kompleks tempat Kiki tinggal, datang ke rumah membawa bahan-bahan mentah dan minta tolong dimasakkan. Mereka lalu makan bareng-bareng, sambil ngobrol-ngobrol. Guyub.
Kiki juga rajin menyumbangkan makanan masakannya untuk makan siang jamaah sholat Jumat di masjid dekat rumah, sebagai sedekah Jumat berkah
Apalagi setiap tanggal 9 April, saat Kiki ulang tahun. Nasi kuningnya yang pulen dengan aneka lauk pauk yang lezat, jadi incaran.
Baru kali ini, 9 April 2024, tidak ada lagi nasi kuning lezat, sebagai syukuran ulang tahun. Harusnya usianya 49 tahun.