Tugas kitalah untuk mengasah kekebalan, agar tidak mudah baper, tidak mudah sakit hati di kantor. Harusnya target perusahaan adalah pusat perhatian kita, bukannya kita yang memusatkan perhatian pada diri sendiri sembari mengeluhkan pekerjaan.
Tapi saya memandangnya dengan seimbang, hanya karena kamu mengeluh bukan berarti keakuanmu tinggi.Â
Mengeluh itu wajar, tapi kalau setiap hari hanya mengeluh, karena pekerjaan, karena lingkungan, dan karena segala sesuatu di luar diri sendiri, maka itulah keakuan yang tinggi. Bisa disebut narsis bukan dalam persoalan cantik dan tampan, tapi narsis dalam memperlakukan diri, karena tidak mau membagi perhatian pada hal lain di luar diri sendiri.
Mungkin dengan menurunkan keakuan, kita juga tidak akan memandang sebuah masalah dengan aku versus kamu, benar salah, atau kamu yang jadi penjahat aku yang jadi pahlawan.Â
Dengan menurunkan keakuan, mungkin ada banyak kekakuan bisa didialogkan untuk ditemukan jalan keluarnya, atau dicairkan situasinya.Â
Dengan begitu kita mulai bisa berpikir secara komunitas, mulai mendahulukan kepentingan bersama, baru kemudian kepentingan pribadi.
Mungkin ini adalah satu kedewasaan yang bisa kita pelajari dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H