Mengenal lebih dalam, inilah perbedaan signifikan antara seseorang kita jadikan teman atau sahabat. Kita pasti tahu banyak tentang seseorang yang kita anggap sahabat.
Lalu NSM kami melanjutkan bahwa yang namanya seorang marketing, seorang tenaga penjual, keakuannya tidak boleh tinggi.Â
Lalu dia mengetes pengetahuan kami tentang juara olimpiade (saat itu dia bertanya tentang Olimpiade Tokyo 2020). Negara mana yang jadi juara satu? Amerika dapat medali apa saja? China menang dicabang olahraga apa saja? Dan seterusnya.Â
Ternyata banyak dari kami yang tidak mengikuti pemberitaan olimpiade dengan baik. Lalu NSM kami itu berkata, "Saya saja sebenarnya tidak suka olahraga, tapi biar nyambung dengan customer, mau tidak mau, suka tidak suka saya baca berita tentang olahraga, tentang olimpiade."
Itulah yang dimaksudkan NSM kami itu tentang keakuan yang tidak boleh tinggi. Artinya seorang marketing egonya tidak boleh tinggi, dia harus melebur dengan berbagai isu agar bisa terhubung dengan customer-nya. Tentu perspektif ini juga bisa diperluas pada kehidupan sehari-hari, juga dalam bidang lain.Â
Dalam pergaulan misalnya, orang yang tidak update isu terkini tentu tidak akan bisa diajak ngobrol banyak hal.Â
Dalam hal mengajar misalnya, guru yang update seputar TikTok serta tahu isu-isu yang tengah hangat di kalangan remaja seusia muridnya, tentu akan lebih relevan dalam mengilustrasikan contoh untuk mewarnai jam belajar.
Guru yang tahu siapa saja idola remaja saat ini, siapa saja seleb TikTok yang lagi hits, tentu akan lebih bisa menangkap keresahan para muridnya. Maka simpati timbal balik antara guru murid akan lebih mudah terbangun.Â
Bandingkan dengan guru yang sama sekali tidak mau tahu, egois, keakuannya tinggi, dia hanya ingin murid-murid belajar hal yang sudah dikuasai, tapi dia tak mau belajar hal-hal yang disukai para murid, pasti akan didapati banyak kebuntuan dan keterpaksaan aktivitas di sana.
Keakuan tidak boleh tinggi, tentu bukan hanya bicara soal orang yang selalu up to date. No bukan soal itu saja. Di luar sana ada banyak jenis orang yang tahu banyak hal, tapi maunya bicara terus, maunya didengarkan terus, sehingga tidak ada orang yang mau jadi lawan bicaranya.Â