Abid Konrad mengelus punggung kekasihnya, memintanya untuk sabar menghadapi sikap Sorina. Pedro tersenyum sinis melihat adegan ini.
Helenka mengambil kesempatan keduanya memutar botol kosong itu. Kini mengarah pada Pedro.
"Apa kau masih menghubungi mantan kekasihmu di belakang Sorina?"
"Truth! Iya, tentu saja. Pekerjaan dan profesi memungkinkan kami untuk tetap saling bicara."
Jantung Sorina seakan ingin lepas dari tempatnya. Rasanya tak ingin percaya dengan apa yang baru saja didengar.
"Giliranku, ya?" Pedro tak ingin ada drama setelah jawabannya barusan, ia langsung memutar botol itu. Sebagi polisi ia sudah terlatih membidik senapan, apalagi sekadar botol dalam permainan ini. Dan, tepat sasaran. Botol itu mengarah pada Abid Konrad.
"Aku rasa ingatanmu masih cukup baik untuk menjawab pertanyaanku, Tuan. Apa yang kau lakukan saat pihak rumah sakit menyarankan tindakan autopsi pada jasad istrimu?"
"Aku lupa, Dare!"
"Ingat, Tuan, masing-masing dari kita hanya punya 1 kesempatan truth dan 1 kesempatan untuk dare. Kau yakin mengambil dare di awal permainan?"
"Kau tak bisa memaksakan pilihanku, apapun yang terjadi itu konsekuensi."
"Baiklah, 5 sloki untukmu, Tuan."