"Sebentar, aku hampir selesai,"
Sorina nampak sangat cantik dengan gaun mini berkerah model-V warna hitam bermotif bunga-bunga kecil warna putih yang penuh. Rambutnya dijepit seadanya, dan riasan wajah yang terlihat sangat natural.
"Ini calon istriku, kan?"
Sorina mengigit ujung bibirnya, menahan malu. Seketika sebuah pelukan hangat mendarat di tubuh ramping gadis itu.
Sorina cepat-cepat melepaskan pelukan Pedro, "Sayang, bagaimana jika ada tamu yang melihat?"
"Cukup tunjukkan cincin kita, hanya menunggu waktu saja,"
Ekspresi Sorina berubah, rasa tak enak muncul tiba-tiba. Rencana pernikahan mereka memang cukup lama tertunda. Apalagi baru tahun kemarin ibunya meninggal dunia.
"Maaf, tidak, aku tidak punya maksud untuk menyindirmu, Sayang. Ok, lupakan tentang itu. Aku ada ide untuk menutup hari ini," Pedro mencoba mengalihkan pembicaraan.
Sorina tak menjawab, hanya sorot matanya yang menyiratkan rasa ingin tahu.
"Truth or Dare, bagaimana?"
Beberapa saat Sorina diam. Kemudian mengangguk cepat tanda sepakat.